Fokus pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia yang digalakkan oleh pemerintah telah membantu membuat hasil tangkapan ikan oleh nelayan kecil juga meningkat pesat karena stok sumber daya ikan juga semakin berkelanjutan.

"Untuk kategori nelayan kecil, jumlah tangkapan ikan mengalami kenaikan di sebagian perairan. Hal ini dipicu oleh migrasi sumber daya ikan dan banyaknya inisiatif perbaikan hutan mangrove di sebagian wilayah pesisir," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, kepada Antara di Jakarta, Minggu.

Menurut Abdul Halim, pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal hanyalah ujung dari tidak terurusnya pengelolaan sumber daya ikan di dalam negeri, khususnya dalam upaya menghadirkan tata kelola berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Untuk itu, ujar dia, di sejumlah lokasi jumlah stok ikan juga ada yang naik turun, bergantung kepada kondisi perairan tradisional mereka yang berjarak hingga sekitar 12 mil dari pantai.

"Jika perairan mereka tercemar, praktis kesulitan memperoleh tangkapan ikan mereka rasakan, seperti yang tengah terjadi di Teluk Jakarta. Kondisinya kian diperburuk oleh proyek properti reklamasi," katanya.

Ia menginginkan adanya verifikasi terhadap stok sumber daya ikan dengan mengikutsertakan sejumlah faktor seperti kondisi perairan, aktivitas pembangunan lintas sektoral di wilayah pesisir, dan analisa atas pendapatan nelayan dan pemenuhan hak-hak dasar mereka.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa fokus terhadap pemberantasan pencurian ikan di kawasan perairan Nusantara mengakibatkan potensi sumber daya ikan di lautan Indonesia juga meningkat drastis.

"Dalam upaya mewujudkan pilar kedaulatan, KKP terus fokus dalam pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja.

Sjarief Widjaja memaparkan melalui pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing, stok ikan di perairan naik signifikan. Angka potensi sumber daya ikan (Maximum Sustainable Yield/MSY) Indonesia yang pada tahun 2013 hanya sebesar 7,31 juta ton meningkat drastis menjadi 12,5 juta ton di tahun 2016.

Menurut Sjarief, KKP terus mendorong berbagai program kebijakan yang diarahkan dalam rangka mengoptimalkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan melalui tiga pilar yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.

"Kami mengupayakan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penghapusan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, dan menjamin kebercukupan pangan yang bergizi bagi masyarakat," papar Kepala BRSDM KKP itu.
 

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019