Dinas Pertanian Provinsi Banten berharap Badan Usaha Milik Daerah, PT Agrobisnis Banten yang sedang proses pembahasan di DPRD, segera terbentuk dengan salah satu tugas mengamankan pasokan kebutuhan pokok, terutama menjelang Ramadhan dan hari besar lainnya.
"Menjelang Ramadhan ini rantai pasokan komoditas strategis menjadi perhatian utama kami. Oleh sebab itu, kami berharap BUMD Agrobisnis Banten ini segera terbentuk, tentu akan sangat terbantu untuk mengamankan rantai pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok, terutama saat permintaan naik, seperti menjelang Ramadhan," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid di Serang, Selasa.
Ia mengatakan pengaturan rantai pasokan kebutuhan pokok dibutuhkan, terutama menjelang hari besar keagamaan dan hari besar nasional lainnya karena permintaan kebutuhan pokok tersebut biasanya meningkat drastis.
Ia mengatakan Banten dengan potensi pertanian yang cukup, salah satunya produksi beras, masih banyak yang produksinya mengalir ke daerah lain untuk diolah dan dikemas kemudian dijual lagi ke Banten dengan nilai jual cukup tinggi.
"Produksi beras di Banten banyak yang dibawa ke daerah lain dalam bentuk gabah oleh para tengkulak, kemudian berasnya di jual lagi ke sini," kata dia.
Dia mengakui selama ini ada peranan pemerintah untuk menampung atau membeli gabah petani, nmun jumlahnya masih sedikit atau sekitar 38.814 ton pengadaan beras oleh Bulog untuk di Banten.
Agus menyebutkan pengadaan beras pemerintah untuk di Banten melalui Sub Divre Tangerang sekitar 10.750 ton, namun yang baru terealisasi sekitar 2,5 ton, Sub Divre Serang dari target 11 ribu ton terealisasi 152 ton dan Sub Divre Lebak dari target 13,064 ton, baru baru terealisasi 1.176 ton.
"Jadi seluruhnya baru 3,82 persen. Sementara jika kita lihat potensi panen di bulan Maret sekitar 69.710 hektare atau potensinya 221.720 ton. Jadi pergerakan beras lainnya itu dikuasai oleh bandar besar dari luar Banten," kata dia.
Oleh karena itu, kata Agus, perlu ada manajemen stok untuk mengatur rantai pasokan dan stabilisasi harga melalui BUMD PT Agrobisnis Banten, termasuk salah satunya untuk membantu Bulog menyiapkan stok beras oleh pemerintah untuk stabilisasi harga. Hal tersebut juga untuk komoditas lainnya, seperti bawang merah, cabai, serta produk tanaman pangan dan holtikultura lainnya.
"Akan lebih baik bila memilki badan usaha sendiri, sehingga nantinya bisa menyiapkan stok kebutuhan itu untuk empat sampai lima bulan ke depan. Terlebih lagi menghadapi hari raya besar keagamaan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Menjelang Ramadhan ini rantai pasokan komoditas strategis menjadi perhatian utama kami. Oleh sebab itu, kami berharap BUMD Agrobisnis Banten ini segera terbentuk, tentu akan sangat terbantu untuk mengamankan rantai pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok, terutama saat permintaan naik, seperti menjelang Ramadhan," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid di Serang, Selasa.
Ia mengatakan pengaturan rantai pasokan kebutuhan pokok dibutuhkan, terutama menjelang hari besar keagamaan dan hari besar nasional lainnya karena permintaan kebutuhan pokok tersebut biasanya meningkat drastis.
Ia mengatakan Banten dengan potensi pertanian yang cukup, salah satunya produksi beras, masih banyak yang produksinya mengalir ke daerah lain untuk diolah dan dikemas kemudian dijual lagi ke Banten dengan nilai jual cukup tinggi.
"Produksi beras di Banten banyak yang dibawa ke daerah lain dalam bentuk gabah oleh para tengkulak, kemudian berasnya di jual lagi ke sini," kata dia.
Dia mengakui selama ini ada peranan pemerintah untuk menampung atau membeli gabah petani, nmun jumlahnya masih sedikit atau sekitar 38.814 ton pengadaan beras oleh Bulog untuk di Banten.
Agus menyebutkan pengadaan beras pemerintah untuk di Banten melalui Sub Divre Tangerang sekitar 10.750 ton, namun yang baru terealisasi sekitar 2,5 ton, Sub Divre Serang dari target 11 ribu ton terealisasi 152 ton dan Sub Divre Lebak dari target 13,064 ton, baru baru terealisasi 1.176 ton.
"Jadi seluruhnya baru 3,82 persen. Sementara jika kita lihat potensi panen di bulan Maret sekitar 69.710 hektare atau potensinya 221.720 ton. Jadi pergerakan beras lainnya itu dikuasai oleh bandar besar dari luar Banten," kata dia.
Oleh karena itu, kata Agus, perlu ada manajemen stok untuk mengatur rantai pasokan dan stabilisasi harga melalui BUMD PT Agrobisnis Banten, termasuk salah satunya untuk membantu Bulog menyiapkan stok beras oleh pemerintah untuk stabilisasi harga. Hal tersebut juga untuk komoditas lainnya, seperti bawang merah, cabai, serta produk tanaman pangan dan holtikultura lainnya.
"Akan lebih baik bila memilki badan usaha sendiri, sehingga nantinya bisa menyiapkan stok kebutuhan itu untuk empat sampai lima bulan ke depan. Terlebih lagi menghadapi hari raya besar keagamaan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019