Pangan olahan ikan tangkap yang diproduksi warga di Kabupaten Lebak, Banten menembus pasar lokal sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir Perairan Binuangeun.
Kepala Bidang Pelayanan Usaha Perikanan pada Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Oktody Pamungkas di Lebak, Selasa, mengatakan perajin pangan olahan ikan tangkap kini tumbuh dan berkembang, karena di daerah itu terdapat transaksi nelayan dalam pelelangan ikan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun.
Dimana di PPI Binuangeun tersebut banyak tangkapan ikan balida, ikan marun, ikan tuna, ikan cakalang, ikan tongkol dan lainnya untuk diproduksi aneka pangan olahan, seperti baso ikan, kerupuk cumi, kerupuk rumput laut, poklahsar, abon ikan, dengdeng ikan, otak-otak, sate ikan bandeng, tongkol resto, sate ikan lele dan lainnya.
"Semua produksi pangan olahan ikan tangkap menembus pasar lokal di wilayah Banten," katanya.
Baca juga: Kerajinan batu fosil Lebak Banten tembus pasar internasional
Menurut dia, saat ini perajin pangan olahan ikan tangkap yang tercatat sebanyak 400 unit usaha dan menyerap tenaga kerja 1.600 orang serta kebanyakan di pesisir Perairan Binuangeun.
Pemerintah daerah memfasilitasi terhadap perajin pangan olahan ikan tangkap di antaranya memberikan pelatihan kualitas kemasan, sertifikasi halal, perizinan mulai dari Dinkes hingga BPOM serta pemasangan barcode.
Selain itu juga penyaluran bantuan peralatan produksi hingga lemari pendingin (prezeer).
Harga produksi pangan olahan ikan tangkap tergantung jenis dan kualitasnya mulai Rp15 ribu sampai Rp150 ribu per kilogram (kg).
"Kami berharap produksi pangan berbasis ikan tangkap kedepannya menjadi klaster ekonomi masyarakat pesisir," kata Oktody.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga RJBB perkuat UMKM olahan susu di Kampung Sukaluyu
Hj Bai seorang perajin pangan olahan ikan tangkap mengaku produksi baso ikan, kerupuk ikan, otak-otak dan camilan ikan sudah menembus pasar lokal, seperti Malingping, Rangkasbitung, Pandeglang, Serang dan Tangerang.
Produksi pangan ikan tangkap itu sudah dikenal masyarakat luas khususnya di Banten.
"Kami sangat terbantu usaha pangan berbasis ikan tangkap bisa menghasilkan omzet penjualan antara Rp50-70 juta per bulan," katanya.
Sementara itu, Bedah (55) Kelompok Usaha Bersama (Kube) Karya Mandiri Wanasalam Kabupaten Lebak mengaku dirinya bisa memasarkan produksi ke sejumlah wilayah Banten dengan produk abon ikan tuna dan ikan marun.
Harga abon ikan tuna dan marun dijual Rp150 ribu per kg, bahkan produksinya ditampung melalui perusahaan di Tangerang hingga menembus pasar supermarket.
"Kami mengelola usaha itu sudah 15 tahun dan dapat membantu ekonomi keluarga juga menyerap puluhan tenaga kerja lokal," katanya.
Baca juga: Pelaku UMKM khas masyarakat Suku Badui miliki daya tarik konsumen
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025