Petani Kabupaten Lebak, Banten hingga kini masih melestarikan padi gogo atau padi huma guna mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Kami minta petani agar tetap melestarikan padi gogo di lahan darat, karena bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.

Petani Kabupaten Lebak yang masih mempertahankan padi gogo di Kabupaten Lebak mencapai ribuan dan tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Cirinten, Sajira, Cimarga , Sobang, Cibeber, Cileles, Cigemblong , Muncang, Gunungkencana , Banjarsari, Bojongmanik, Bayah dan Cilograng.

Petani menanam padi huma secara turun temurun di lahan-lahan darat dengan lokasi pegunungan dan perbukitan.

Kebanyakan masyarakat adat kaolotan atau kasepuhan, termasuk Badui yang masih mempertahankan pertanian padi gogo dengan masa panen 6 bulan setelah tanam.

Baca juga: Produksi padi gogo di Lebak pada Januari-Juni 2024 tembus 9.007 ton

Pertanian padi gogo untuk tanam 2024 ini belum panen, namun yang tanam di akhir 2023 dan dipanen 2024 seluas 3.039 hektare dengan produksi 9.935 ton gabah kering pungut (GKP).

"Kami minta petani agar terus memperluas angka tanam padi gogo untuk kedaulatan pangan masyarakat," katanya menjelaskan.

Suryadi (55) petani warga Cirinten Kabupaten Lebak mengatakan selama ini pertanian padi gogo dapat memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan mereka tidak menjual gabah maupun beras jika panen raya.

Saat ini, kata dia, kebanyakan tanaman padi gogo di sini sudah memasuki usia tanam tiga bulan atau Oktober 2024 dan panen Maret 2025.

Pertanian padi gogo dengan sistem tumpang sari bersama pertanian palawija dan aneka sayuran.

"Kami tanam padi gogo seluas 5.000 meter  bisa menghasilkan 130 ikat padi (geugeus) dan jika dikonversikan beras menjadi 100 kilogram," katanya.

Baca juga: Genjot ketahanan pangan, petani Lebak percepat tanam padi gogo

Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Djaro Oom mengatakan masyarakat di wilayahnya belum pernah mengalami kerawanan pangan atau kelaparan karena terpenuhi ketersediaan pangan dari hasil panen padi gogo.

Petani Badui mengembangkan pertanian padi gogo dalam setahun hanya satu kali tanam berdasarkan kalender adat.

"Semua masyarakat Badui hanya mengandalkan pertanian padi gogo yang ditanam di lahan darat dan dilarang di areal persawahan," katanya.

Baca juga: Tingkatkan produksi pangan, petani di Lebak tanam padi gogo

 

 

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025