Lebak (Antaranews Banten) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak,Banten, menekan inflasi melalui pengoptimalan pertanian pangan dengan melibatkan petani dan pengusaha di daerah ini.
"Kita yakin jika pasokan pangan melimpah tentu angka inflasi stabil," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Jumat.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pertanian pangan melalui gerakan percepatan tanam di 28 kecamatan.
Selain itu juga membantu sarana produksi (sapras),seperti benih, pestisida, pupuk, pembangunan infrastuktur jaringan irigasi serta pompanisasi.
Kebijakan itu,kata dia, guna meningkatkan produksi dan produktivitas pangan sehingga kebutuhan pasokan melimpah.
Apabila, pasokan kebutuhan masyarakat melimpah dipastikan bisa meredam inflasi dan daya beli warga cenderung meningkat.
"Kami memuji petani Lebak sejak Januari-Juni 2018 produksi beras surplus hingga sembilan bulan ke depan dan harga beras di pasaran stabil," ujarnya menjelaskan.
Menurut Dede, pengembangan pertanian pangan itu antara lain komoditas padi, jagung dan kedelai (pajale).
Pihaknya menargetkan angka tanam tahun 2018 pertanian padi seluas 110.000 hektare, jagung 27.000 hektare dan kedelai 2.500 hektare.
Selama ini, kelompok tani bekerja keras untuk meningkatkan produksi pangan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Produksi pangan itu, kata dia, ditampung oleh pengusaha dengan harga relatif baik sehingga dapat mensejahterakan kehidupan petani.
"Kita sangat terbantu adanya pengusaha itu karena bisa memutus mata rantai distribusi harga," katanya.
Sementara itu, wakil bupati Lebak Ade Sumardi mengatakan pemerintah daerah memprioritaskan pembangunan infrastuktur juga pertanian pangan guna menekan angka inflasi.
Pemerintah menargetkan inflasi tahun 2018 sebesar 3,5% plus minus 1% dan 2019 sebesar 3% plus minus 1%.
"Kami tahun ini bisa mengendalikan inflasi dengan infrastuktur juga pertanian pangan," katanya.
Baca juga: BI: Banten Triwulan-II/ 2018 Inflasi 3,00 Persen
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Kita yakin jika pasokan pangan melimpah tentu angka inflasi stabil," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Jumat.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pertanian pangan melalui gerakan percepatan tanam di 28 kecamatan.
Selain itu juga membantu sarana produksi (sapras),seperti benih, pestisida, pupuk, pembangunan infrastuktur jaringan irigasi serta pompanisasi.
Kebijakan itu,kata dia, guna meningkatkan produksi dan produktivitas pangan sehingga kebutuhan pasokan melimpah.
Apabila, pasokan kebutuhan masyarakat melimpah dipastikan bisa meredam inflasi dan daya beli warga cenderung meningkat.
"Kami memuji petani Lebak sejak Januari-Juni 2018 produksi beras surplus hingga sembilan bulan ke depan dan harga beras di pasaran stabil," ujarnya menjelaskan.
Menurut Dede, pengembangan pertanian pangan itu antara lain komoditas padi, jagung dan kedelai (pajale).
Pihaknya menargetkan angka tanam tahun 2018 pertanian padi seluas 110.000 hektare, jagung 27.000 hektare dan kedelai 2.500 hektare.
Selama ini, kelompok tani bekerja keras untuk meningkatkan produksi pangan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Produksi pangan itu, kata dia, ditampung oleh pengusaha dengan harga relatif baik sehingga dapat mensejahterakan kehidupan petani.
"Kita sangat terbantu adanya pengusaha itu karena bisa memutus mata rantai distribusi harga," katanya.
Sementara itu, wakil bupati Lebak Ade Sumardi mengatakan pemerintah daerah memprioritaskan pembangunan infrastuktur juga pertanian pangan guna menekan angka inflasi.
Pemerintah menargetkan inflasi tahun 2018 sebesar 3,5% plus minus 1% dan 2019 sebesar 3% plus minus 1%.
"Kami tahun ini bisa mengendalikan inflasi dengan infrastuktur juga pertanian pangan," katanya.
Baca juga: BI: Banten Triwulan-II/ 2018 Inflasi 3,00 Persen
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018