Serang (Antaranews Banten) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten mencatat Provinsi Banten pada triwulan-II/2018 mengalami inflasi 3,00 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan-I/2018.
Capaian tersebut masih berada pada kisaran sasaran inflasi 3,5 persen±1% (yoy), kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Rahmat Hernowo di Serang, Rabu, seraya menambahkan inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,12 persen (yoy).
Ia mengatakan penyesuaian harga dan biaya komoditas di kelompok care menjadi faktor tekanan utama inflasi Banten di triwulan-II/2018.
"Inflasi kelompok core 3,44 persen (yoy) menjadi yang tertinggi di antara kelompok lainnya, disusul oleh kelompok volatile food 2,74 persen (yoy). Selanjutnya kelompok administered prices 2,09 persen (yoy) menjadi kelompok dengan inflasi terendah pada triwulan-II/2018," katanya.
Seluruh kabupaten/kota sampel penghitungan inflasi IHK Provinsi Banten mengalami inflasi, Inflasi paling tinggi di Kota Serang yaitu 3,81 persen (yoy), diikuti Kota Cilegon dengan inflasi 3,61 persen (yoy). Selanjutnya inflasi paling tendah terjadi di Kota Tangerang dengan tingkat inflasi sebesar 2,72 persen (yoy), kata Hernowo.
Di sisi perkembangan harga, tingkat inflasi Provinsi Banten pada triwulan-III/2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. "Berdasarkan disagregasi, peningkatan inflasi tersebut utamanya disumbang oleh komponen volatile food dan administered prices, sementara inflasi komponen core akan mereda," katanya.
Ia menambahkan, mempertimbangkan beberapa risiko, inflasi tahun 2018 diperkirakan akan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2017, namun diperkirakan masih akan sejalan dengan target pemerintah yaitu di kisaran 3,5±1 persen (yoy).
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
Capaian tersebut masih berada pada kisaran sasaran inflasi 3,5 persen±1% (yoy), kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Rahmat Hernowo di Serang, Rabu, seraya menambahkan inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,12 persen (yoy).
Ia mengatakan penyesuaian harga dan biaya komoditas di kelompok care menjadi faktor tekanan utama inflasi Banten di triwulan-II/2018.
"Inflasi kelompok core 3,44 persen (yoy) menjadi yang tertinggi di antara kelompok lainnya, disusul oleh kelompok volatile food 2,74 persen (yoy). Selanjutnya kelompok administered prices 2,09 persen (yoy) menjadi kelompok dengan inflasi terendah pada triwulan-II/2018," katanya.
Seluruh kabupaten/kota sampel penghitungan inflasi IHK Provinsi Banten mengalami inflasi, Inflasi paling tinggi di Kota Serang yaitu 3,81 persen (yoy), diikuti Kota Cilegon dengan inflasi 3,61 persen (yoy). Selanjutnya inflasi paling tendah terjadi di Kota Tangerang dengan tingkat inflasi sebesar 2,72 persen (yoy), kata Hernowo.
Di sisi perkembangan harga, tingkat inflasi Provinsi Banten pada triwulan-III/2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. "Berdasarkan disagregasi, peningkatan inflasi tersebut utamanya disumbang oleh komponen volatile food dan administered prices, sementara inflasi komponen core akan mereda," katanya.
Ia menambahkan, mempertimbangkan beberapa risiko, inflasi tahun 2018 diperkirakan akan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2017, namun diperkirakan masih akan sejalan dengan target pemerintah yaitu di kisaran 3,5±1 persen (yoy).
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018