Pemerintah Kabupaten Lebak meminta petani setempat meningkatkan produksi singkong atau ubi kayu, karena harga di pasaran relatif baik dengan kisaran antara Rp4.000-5.000 per kilogram.
"Saya kira harga ubi kayu naik dari sebelumnya Rp2.000 per kilogram," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung, Lebak, Senin.
Pemerintah daerah mendorong petani agar memperluas tanaman singkong guna menggenjot produksi, karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Areal lahan tidur yang tidak produktif agar dimanfaatkan untuk ubi kayu sehingga dapat memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi.
Berdasarkan data produksi ubi kayu Januari sampai 25 September 2024 di Lebak mencapai 26.420 ton dari panen seluas 2.000 hektare.
Perputaran uang dari produksi singkong sebanyak 26.420 ton itu bila dikalkulasikan dengan harga rata-rata Rp5.000 per kilogram dipastikan miliaran rupiah.
Baca juga: Produksi ubi kayu di Lebak Januari-Juni 2024 tembus 3.453 ton
Baca juga: Produksi ubi kayu di Lebak Januari-Juni 2024 tembus 3.453 ton
Para petani mengembangkan tanaman ubi kayu itu di lahan-lahan darat juga ada tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi huma
Produksi ubi kayu itu bisa dijadikan bahan makanan camilan, seperti makanan getuk, keripik, kerupuk opak, combro, misro, bolu, rebus, gorengan dan lainnya.
Selain itu juga ubi kayu bisa dijadikan bahan baku tepung tapioka yang dipasok ke Lampung, karena mengingat singkong memiliki kandungan karbohidrat seperti beras.
"Kami minta petani agar mengembangkan tanaman ubi kayu guna memenuhi ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi keluarga," kata Deni.
Menurut dia, potensi pengembangan tanaman singkong di daerah itu cukup luas karena merupakan daerah agraris.
Selain itu, tanam ubi kayu juga tidak banyak perawatan karena tanaman itu mudah tumbuh subur tanpa penggunaan pupuk.
Baca juga: Petani Lebak kembangkan ubi jalar ungu guna katrol ekonomi keluarga
Baca juga: Petani Lebak kembangkan ubi jalar ungu guna katrol ekonomi keluarga
Para petani di 28 kecamatan hampir semuanya terdapat tanaman singkong, tetapi jumlah tanam masih kecil.
Selama ini, petani bisa memasok ubi kayu ke Pasar Rangkasbitung, Tangerang dan Jakarta.
"Kami berharap ke depan Lebak memiliki pabrik tapioka sehingga dapat menampung produksi singkong dari petani," katanya menjelaskan.
Junaedi (55) seorang petani dari Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengaku dirinya mengembangkan tanaman singkong seluas 2 hektare milik perusahaan swasta sehingga bisa menghasilkan produksi sekitar 30 ton per hektare.
Pertanian singkong itu setelah panen selama 11 bulan dijual ke penampung dengan harga Rp 4.000 per kilogram.
"Kami bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp120 juta dari produksi singkong 30 ton dengan harga Rp4.000 per kilogram," katanya.
Baca juga: Ubi jalar Pandeglang jadi andalan ekonomi petani
Baca juga: Ubi jalar Pandeglang jadi andalan ekonomi petani
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024