Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menargetkan angka luas tambah tanam (LTT) padi sawah seluas 5.451 hektare pada September 2024 sehubungan memasuki musim penghujan.
 
"Kita berharap target LTT itu dapat meningkatkan produksi pangan dan peningkatan ekonomi petani," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Rangkasbitung,Lebak, Jumat.
 
Distan Kabupaten Lebak mengintruksikan kepada kelompok tani agar percepat LTT jika sudah panen untuk menggenjot produksi pangan.
 
Saat ini juga diberbagai daerah itu sudah memasuki musim penghujan.

Baca juga: Harga beras medium di Lebak turun tipis
 
Dengan demikian, petani Kabupaten Lebak diharapkan dapat mempercepat LTT untuk meningkatkan produksi pangan masyarakat.
 
Pihaknya mengapresiasi petani di Kecamatan Warunggunung, Cibadak dan Rangkasbitung sudah melaksanakan gerakan percepatan tanam.
 
Mereka petani kebanyakan tanam menggunakan benih unggul yang tahan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman juga memiliki produktivitas tinggi.
 
"Kami menargetkan LTT seluas 5.451 hektare pada September 2024 itu bisa terealisasi," kata Deni.

Baca juga: Realisasi pendapatan pajak daerah di Lebak capai Rp110 miliar
 
Menurut dia, selama ini, Kabupaten Lebak sebagai daerah lumbung pangan di Provinsi Banten dengan angka LTT seluas 120 ribu hektare dan Indeks Pertanaman (IP) 2,5 kali musim tanam per tahun, sehingga mampu berproduksi 600 ribu ton lebih gabah.
 
Produksi 600 ribu gabah itu mampu memberikan pangan, selain masyarakat Lebak dengan penduduk 1,4 juta jiwa juga ke luar daerah, seperti Bogor, Tangerang, Jakarta, hingga Lampung.
 
"Kami berharap angka LTT ini dapat terpenuhi ketersediaan air karena dipastikan memasuki musim hujan," katanya menjelaskan.

Baca juga: Pemkab Lebak dongkrak ekonomi keluarga peserta Keluarga Berencana
 
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah, Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak, Ruhiana mengatakan petani di sini sudah melakukan percepatan LTT seluas 50 hektare, karena berdasarkan laporan BMKG, pada bulan itu curah hujan cukup.
 
Saat ini, areal persawahan di wilayahnya masih berpola tadah hujan dan belum tersentuh pembangunan infrastruktur irigasi.
 
Namun demikian, pihaknya pada Agustus 2024 bisa panen dengan adanya bantuan pompanisasi dan irpom dari Kementerian Pertanian dengan menyedot sumber air permukaan Sungai Ciujung.
 
"Setiap bulan, kami bisa memproduksi beras sekitar 30-40 ribu ton dengan anggota 150 petani dan setiap hektare petani bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp25 juta-Rp30 juta per hektare," kata Ruhiana.

Baca juga: Pompanisasi pertahankan produksi pangan dan hindari gagal panen di Lebak

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024