Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) guna mengurangi risiko potensi gempa Megathrust yang dapat memicu gelombang tsunami.
 
"Kami minta warga pesisir pantai selatan di Kabupaten Lebak yang berhadapan dengan Perairan Samudera Hindia dapat membentuk Desa Tangguh Bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama di Rangkasbitung, Lebak, Selasa.
 
Pembentukan Destana tersebut guna mengurangi risiko potensi bencana gempa Megathrust yang bisa menimbulkan gelombang tsunami.
 
Selama ini, wilayah pesisir selatan masuk daerah rawan tsunami, karena terdapat pertemuan (tumbukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.

Baca juga: BPBD Banten imbau warga tak panik adanya potensi gempa megathrust
 
Oleh karena itu, BPBD Lebak telah melakukan mitigasi kebencanaan dengan memasang 120 jalur evakuasi, termasuk arah petunjuk.
 
Selain itu juga kini sudah terbentuk delapan Destana dan mereka sudah mengikuti pelatihan dan simulasi untuk mengurangi risiko potensi mitigasi bencana Megathrust yang memicu tsunami.
 
"Kami minta warga agar membentuk Destana sehingga dipastikan memahami bagaimana penyelamatan jika terjadi Megathrust dengan kekuatan M 8,7," katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, pembentukan Destana itu sesuai program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar mampu memitigasi potensi bencana Megatrust sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
 
BPBD Lebak secara berkelanjutan menyampaikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk penyelamatan.
 
"Kami minta masyarakat tetap waspada dan tidak panik jika terjadi tsunami," katanya menjelaskan.

Baca juga: Warga pesisir selatan Banten diingatkan waspadai potensi tsunami

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024