Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten menyebutkan bahwa panen pertanian hortikultura pada 2024 diberbagai kecamatan di wilayah ini dapat membebaskan kemiskinan ekstrem.
 
"Kita meyakini kemiskinan nol persen sesuai target Presiden Joko Widodo 2024 di daerah ini bisa terealisasi dengan tibanya musim panen hortikultura," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Kamis.
 
Pemerintah Kabupaten Lebak mendorong petani terus meningkatkan perluasan areal pertanian hortikultura jenis buah-buahan guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
 
Selama ini, pertanian hortikultura memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat dan bisa membebaskan dari kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Bisnis benih hortikultura disebut miliki prospek menjanjikan
 
Pemerintah daerah hingga kini mengoptimalkan penyaluran bantuan benih hortikultura juga memberikan percontohan (demplot) dan pemanfaatan pekarangan.
 
"Kami setiap tahun menyalurkan bantuan benih hortikultura maupun percontohan demplot untuk meningkatkan produksi pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat,"katanya menjelaskan.
 
Ia mengatakan, panen pertanian hortikultura saat ini harga di pasaran relatif baik dan untuk buah durian berkisar antara Rp25.000 sampai Rp250 ribu/butir.
 
Untuk buah manggis berkisar Rp25.000 sampai Rp30.000 per kilogram, rambutan Rp25.000/kilogram dan duku Rp20.000/kilogram.

Baca juga: Pemkab Lebak ajukan bantuan benih ke Kementan
 
Saat ini, kata Deni, panen pertanian hortikultura terutama durian di Kecamatan Leuwidamar, Muncang, Cirinten, Gunungkencana, Bojongmanik, Sobang, Cibeber dan Cimarga.
 
Buah duku di Kecamatan Warunggunung, Cikulur, Muncang, Cibadak, Kalanganyar, Cileles, Cimarga dan Leuwidamar.
 
Selanjutnya, buah rambutan di Kecamatan Maja, Sajira, Curugbitung, dan Rangkasbitung serta manggis di Kecamatan Cipanas, Lebakgedong, Muncang, Sobang dan Warunggunung.
 
Panen pertanian hortikultura itu bisa berlangsung selama tiga sampai empat bulan per musim dan bisa memenuhi permintaan pasar domestik.
 
Bahkan, buah rambutan dan manggis dari Kabupaten Lebak diekspor ke Asean, Timur Tengah dan Eropa melalui perusahaan eksportir dari Jakarta.
 
"Kami meyakini panen pertanian hortikultura itu mampu menggulirkan perputaran uang miliaran rupiah dan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, sekaligus dapat membebaskan kemiskinan ekstrem," kata Deni.

Baca juga: Panen durian Badui gulirkan perputaran uang hingga miliaran rupiah
 
Sementara itu, Ketua KTNA Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak H Uju mengatakan panen manggis di wilayahnya di Kecamatan Cipanas sekitar 40 hektar yang dipanen sekitar 60 ton diekspor ke mancanegara, seperti Arab Saudi, Thailand, Jepang dan Korea Selatan dan buah manggis ekspor itu didistribusikan dalam bentuk utuh, lengkap dengan cangkangnya.
 
Saat ini, harga manggis di tingkat petani antara Rp25.000sampai Rp 30.000 per kilogram, namun, mereka menjual ekspor menembus harga Rp50.000/Kg.
 
Buah manggis Cipanas memiliki keunggulan dan berkualitas, selain rasanya manis sedikit asem dengan warna kulit ungu dengan berat antara 120 sampai 150 gram per buah.
 
"Kami panen manggis selama setahun dua kali musim dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya menjelaskan.
 
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Kemenko PMK ) tahun 2023 jumlah kemiskinan ekstrem di Banten tertinggi di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang masing-masing 5.800 kepala keluarga (KK).

Baca juga: Jelang Ramadhan, Perum Bulog Lebak-Pandeglang jamin stok beras aman

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024