Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten melakukan percepatan penanganan stunting yang salah satunya dengan melakukan proyek percontohan penanganan terhadap anak-anak penderita stunting dalam tiga bulan ke depan.
Kepala DP3AKKB Provinsi Banten Sitti Ma’ani Nina menyampaikan Pemprov Banten memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap persoalan stunting dan gizi buruk, sehingga OPD diminta untuk dapat melakukan agenda kerja yang dapat bersentuhan dalam penanganan stunting.
“Di antaranya DP3AKKB urusannya dengan perempuan dan anak. Sehingga kami membuat satu program kegiatan charity atau pemberian bantuan yang langsung diberikan kepada anak-anak yang berada di delapan kabupaten/kota,” kata Nina dalam keterangan resmi yang diterima media Selasa.
Baca juga: Cegah stunting, Pemkot Serang kampanye gemari makan ikan
Dikatakan, pihaknya bersama-sama dengan para kader PKK, Posyandu, dan juga Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) setempat untuk melakukan percepatan tersebut. “Dengan pendampingan yang dilakukan bersama-sama ini, mudah-mudahan bisa upaya percepatan penurunan stunting bisa terwujud,” katanya.
Sebelumnya, kata Nina, pihaknya bersama dengan OPD lain juga telah melakukan pendekatan serupa di beberapa Kecamatan, di antaranya Kecamatan Curug di Kota Serang, Kecamatan Kaduhejo di Kabupaten Pandeglang, dan Kecamatan Warunggunung di Kabupaten Lebak.
“Kita penanganan tiga bulan itu hasilnya juga cukup signifikan,” imbuhnya.
Baca juga: 2023, Pemkab Serang bangun 52 dapur sehat stunting
Nina menyampaikan dalam pendekatan yang dilakukannya tersebut diantaranya memberikan bantuan makanan yang bernutrisi dan sehat sesuai arahan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi).
“Makanan yang sehat beragam bergizi itu yang diberikan, mulai dari buah-buahan, sayur, telur, ikan dan daging. Jadi Kita sesuaikan dengan ahli gizi yang merekomendasi,” jelas Nina.
Selanjutnya, dirinya menuturkan dalam pendampingan tersebut juga mengajak bersama sama melakukan pengawasan terhadap pemberian bantuan makanan dan pemantauan kesehatan lainnya. “Sehingga hal tersebut dapat berjalan dengan baik,” pungkas Sitti Ma’ani Nina. (ADV)
Baca juga: Keluarga risiko stunting di Lebak turun jadi 78.084 kepala keluarga
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Kepala DP3AKKB Provinsi Banten Sitti Ma’ani Nina menyampaikan Pemprov Banten memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap persoalan stunting dan gizi buruk, sehingga OPD diminta untuk dapat melakukan agenda kerja yang dapat bersentuhan dalam penanganan stunting.
“Di antaranya DP3AKKB urusannya dengan perempuan dan anak. Sehingga kami membuat satu program kegiatan charity atau pemberian bantuan yang langsung diberikan kepada anak-anak yang berada di delapan kabupaten/kota,” kata Nina dalam keterangan resmi yang diterima media Selasa.
Baca juga: Cegah stunting, Pemkot Serang kampanye gemari makan ikan
Dikatakan, pihaknya bersama-sama dengan para kader PKK, Posyandu, dan juga Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) setempat untuk melakukan percepatan tersebut. “Dengan pendampingan yang dilakukan bersama-sama ini, mudah-mudahan bisa upaya percepatan penurunan stunting bisa terwujud,” katanya.
Sebelumnya, kata Nina, pihaknya bersama dengan OPD lain juga telah melakukan pendekatan serupa di beberapa Kecamatan, di antaranya Kecamatan Curug di Kota Serang, Kecamatan Kaduhejo di Kabupaten Pandeglang, dan Kecamatan Warunggunung di Kabupaten Lebak.
“Kita penanganan tiga bulan itu hasilnya juga cukup signifikan,” imbuhnya.
Baca juga: 2023, Pemkab Serang bangun 52 dapur sehat stunting
Nina menyampaikan dalam pendekatan yang dilakukannya tersebut diantaranya memberikan bantuan makanan yang bernutrisi dan sehat sesuai arahan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi).
“Makanan yang sehat beragam bergizi itu yang diberikan, mulai dari buah-buahan, sayur, telur, ikan dan daging. Jadi Kita sesuaikan dengan ahli gizi yang merekomendasi,” jelas Nina.
Selanjutnya, dirinya menuturkan dalam pendampingan tersebut juga mengajak bersama sama melakukan pengawasan terhadap pemberian bantuan makanan dan pemantauan kesehatan lainnya. “Sehingga hal tersebut dapat berjalan dengan baik,” pungkas Sitti Ma’ani Nina. (ADV)
Baca juga: Keluarga risiko stunting di Lebak turun jadi 78.084 kepala keluarga
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023