Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Serang, Banten membangun 52 dapur sehat stunting (dahsat) di 10 lokus penanganan stunting di daerah tersebut pada 2023.
Pihaknya juga sudah menyosialisasikan kepada 52 dahsat tersebut agar membuat olahan makanan dari bahan daun kelor.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Kepala DKBP3A Kabupaten Serang Encup Suplikhah di Serang, Senin, mengatakan 52 dahsat dibangun pihaknya dengan menggunakan anggaran pusat melalui Balai Lapangan Keluarga Berencana (BLKB) pusat.
"Yang jadi percontohan itu di Desa Mongpok, Kecamatan Cikeusal ada beberapa anak penderita stunting tapi setelah ditangani oleh tim dahsat dengan diberikan makanan yang kita olah, seperti daun kelor menjadi sayur, karena satu sayur daun kelor itu bisa berbanding dengan tiga telor dan itu sudah terbukti," ucapnya.
Baca juga: Alumni FK Unair berikan penyuluhan stunting di Desa Cimanuk Pandeglang
Baca juga: Alumni FK Unair berikan penyuluhan stunting di Desa Cimanuk Pandeglang
Pihaknya juga sudah menyosialisasikan kepada 52 dahsat tersebut agar membuat olahan makanan dari bahan daun kelor.
"Bisa dibuat puding, kue, nasi warna hijau, dan minuman yang enak yang disukai oleh anak-anak karena vitamin A-nya tinggi," katanya.
Encup mengatakan akan menyalurkan empat ton telur setiap dua pekan dari program tanggung jawab sosial perusahaan di Kabupaten Serang ke setiap kecamatan yang menjadi 10 lokus penanganan stunting. Sebanyak 10 lokus itu, meliputi wilayah di Kecamatan Jawilan, Kopo, Cikeusal, Pabuaran, Binuang, Baros, dan Padarincang.
"Itu yang harus kita kejar karena angka stunting di sana masih tinggi," katanya.
Baca juga: Atasi stunting, petani di Lebak tanam padi varietas Infari Nutri Zinc
Baca juga: Atasi stunting, petani di Lebak tanam padi varietas Infari Nutri Zinc
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2019, angka stunting di Kabupaten Serang 39,43 persen, pada 2021 turun 12,23 persen, dan pada 2022 menurun di angka 0,8 persen. Berdasarkan data angka prevalensi stunting Kabupaten Serang pada 2021 mencapai 27,2 persen dan pada 2022 menjadi 26,4 persen atau turun 0,8 persen.
Penjabat Sekda Kabupaten Serang Nanang Supriatna mengatakan intervensi penurunan stunting terintegrasi melalui delapan aksi, di mana saat ini dilaksanakan pengukuran dan publikasi stunting.
"Ini merupakan upaya pemerintah untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala pelayanan puskesmas, kecamatan, dan desa," ujarnya.
Pada Agustus 2023, kata dia, telah dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan balita di Kabupaten Serang. Sebanyak 110.431 anak atau 86,15 persen dan prevalensi balita stunting 6.662 anak atau 6,03 persen.
Hasil pengukuran digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan kabupaten untuk memperkuat komitmen pemda dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting sehingga penurunan dan pencegahan di Kabupaten Serang dapat tercapai sesuai dengan target pemerintah.
Baca juga: Pemkot Tangerang bentuk tim audit kasus stunting
Baca juga: Pemkot Tangerang bentuk tim audit kasus stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023