Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lebak Provinsi Banten mengelar pelatihan kompetensi kepada para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) selama 30 hari di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah setempat.
 
"Pelatihan kerja itu diharapkan agar para peserta memiliki keterampilan dan kecakapan kerja juga kemahiran berbahasa asing," kata Kepala Disnaker Kabupaten Lebak Maman Suparman di Lebak, Selasa.

Para peserta pelatihan calon kerja migran Indonesia berbasis kompetensi itu sebanyak lima orang, dan semuanya warga Kabupaten Lebak.

Pelaksanaan pelatihan kerja tersebut merupakan bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK) Bintang Permata Lestari Jakarta.

Para peserta itu nantinya akan bekerja di negara Taiwan dan Hongkong sebagai asisten rumah tangga (ASN) dan perawat bayi serta lansia.

Baca juga: Disnaker Lebak kirim surat ke Kemenlu soal Triyansih
 
Saat ini, pelatihan berbasis kompetensi sangatlah penting, karena pasar kerja yang dibutuhkan adalah kompetensi dan kecakapan kerja serta keterampilan.

"Kami minta peserta tenaga kerja migran lebih fokus dan serius selama mengikuti pelatihan itu," kata Maman.
 
Menurut Maman, pelatihan tenaga migran itu dengan menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang meliputi bahasa Mandarin, dan keterampilan tata kelola kerja.
 
Selain itu mereka juga bisa beradaptasi budaya dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan serta persyaratan di tempat kerja.
 
"Para pekerja migran itu diharapkan bekerja di tempat kerjanya profesional, sehingga mendapatkan gaji bulanan yang layak," katanya.

Baca juga: BP2MI kembali berangkatkan 13 pekerja migran ke Jerman
 
Ketua BLK Bintang Permata Lestari Jakarta Ken mengatakan, para instruktur/pelatih pekerja migran Indonesia itu sudah memiliki ketrampilan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Materi pelatihan itu mulai dari bahasa asing, keterampilan, dan kecakapan kerja juga sikap serta etika.
 
"Kami berharap pelatihan itu bisa meningkatkan keterampilan dan kompetensi di bidangnya, sehingga mereka memiliki sertifikasi dan profesi," katanya.
 
Sementara itu, Erni (30) peserta tenaga migran Indonesia warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya merasa senang bisa mengikuti pelatihan kompetensi sebelum berangkat ke Hongkong, sehingga bisa menguasai bahasa dan tata laksana kerja juga ketrampilan lainnya.
 
"Kami termotivasi bekerja ke luar negeri itu ingin mengubah ekonomi keluarga juga membiayai dua anak," kata Erni.

Baca juga: Sebagian besar sungai di Banten Selatan alami kekeringan
Baca juga: Masyarakat Lebak diminta waspadai cuaca buruk selama pancaroba

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023