Panen palawija di Kabupaten Lebak, Banten di tengah kemarau atau El Nino terjadi kenaikan yang cukup signifikan yakni menembus 17.548 ton pada Agustus 2023 dari sebelumnya pada Mei hanya 13.973 ton.
 
"Kenaikan panen palawija itu dipastikan dapat menumbuhkan ekonomi petani," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Kamis.
 
Panen palawija di tengah El Nino sangat menguntungkan pendapatan ekonomi petani, karena tidak membutuhkan pasokan air banyak dibandingkan tanaman pangan.
 
Selain itu juga permintaan pasar relatif baik untuk dijadikan pangan alternatif, seperti kacang hijau, jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
 
Apalagi, saat ini harga beras cukup tinggi, sehingga masyarakat untuk mengirit ekonomi keluarga dengan mengkonsumsi tanaman palawija itu.

Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
 
Saat ini, ujar dia, mereka petani mengembangkan budi daya tanaman palawija, seperti jagung, kedelai, kacang tanah,kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.
 
Sebab, tanaman palawija bisa bertahan pada musim kemarau dan bisa menghasilkan panen.
 
"Kami mengajak petani agar mengembangkan tanaman palawija, karena bisa dilakukan penyiraman air pagi dan sore hari untuk menumbuhkan kesuburan tanaman," katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, dari produksi 17.548 ton itu terdiri dari jagung sebanyak 1.100 ton, kedelai 998 ton, kacang tanah 682 ton, kacang hijau 182 ton, ubi kayu 1.865 ton dan ubi jalar 706 ton.
 
"Kami meyakini dengan produksi 17.548 ton itu dapat menggulirkan ratusan juta rupiah," katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Sukri (55), seorang petani di Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya kini memanen singkong dan kacang tanah seluas 1,5 hektar di lahan milik pengembang perumahan.
 
"Kami panen singkong dan kacang tanah bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp75 juta," katanya menjelaskan.
 
Baca juga: Produksi padi di Lebak Januari-Agustus capai 641.318 ton
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023