Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus memaksimalkan penekanan angka stunting di daerahnya.

Selain berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat, Dinas Kesehatan juga menginisiasi kegiatan jambore kader posyandu 2023 di Kota Serang yang dihadiri langsung oleh Ibu Walikota Serang Ade Jumaiyah. 

Kegiatan tersebut dalam rangka memaksimalkan peran kader posyandu dalam memberikan edukasi kepada orangtua dan menangani anak yang menderita stunting.

Apalagi berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, posisi angka stunting di Provinsi Banten pada tahun 2022 berada pada angka 20 persen, di bawah angka nasional 21,6 persen.

Selain itu, data penimbangan balita dalam sistem pelaporan e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Kementerian Kesehatan RI, angka stunting di 2023 semester 1 angka Prevalensi 3,6 persen atau tinggal sebanyak 28.770 anak stunting.

Baca juga: Banten tingkatkan kesehatan ibu dan anak lewat pemeriksaan AnC

Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, anak yang mengidap stunting dilandasi kurang asupan gizi, sehingga mengalami gagal tumbuh kembang.

"Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama," katanya, Jumat (11/8).

Menurutnya, kurangnya asupan gizi terhadap anak diakibatkan kondisi ekonomi orangtua dan gizi ibu saat hamil.

Kondisi ini mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan beresiko mengidap penyakit metabolik dan degeneratif di kemudian hari.

"Yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi," ucapnya.

Baca juga: Forum Generasi Berencana Lebak perkuat edukasi bagi remaja soal stunting

Untuk menanganinya, Dinkes Banten berinisiasi menggelar jambore kader posyandu tahun 2023 dengan tujuan peningkatan derajat kesehatan.

"Tujuan jambore kader posyandu tahun 2023, untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan mengoptimalisasi peran kader posyandu dalam upaya cegah stunting," jelasnya.

Untuk teknis-nya, kata Ati, lokus pada Puskesmas terpilih masing-masing kabupaten kota sebanyak dua tempat.

"Jumlah peserta masing-masing tempat sebanyak 50 orang. Narasumber masing- masing tempat sebanyak 2 Orang," tutupnya. (ADV)

Baca juga: Pemkab Lebak salurkan telur bagi keluarga miliki anak stunting
Baca juga: Kata Dinkes, pemberian ASI eksklusif cegah anak alami stunting

Pewarta: Mulyana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023