Wakil Rektor Universitas Al Khairiyah (Unival) Ahmad Munji menyatakan dari sekian banyak perguruan tinggi yang ada di Indonesia, diperkirakan setiap tahunnya hanya Universitas Al-Khairiyah (Unival) dan STIT Al-Khairiyah yang menyelenggarakan upacara peringatan HUT RI sejak enam tahun yang lalu hingga HUT ke 78 saat ini.

Menurut Munji, upacara HUT RI Al Khairiyah setiap tahunnya selalu lengkap dihadiri lebih dari 1500 peserta baik dari mahasiswa/mahasiswi, rektorat, para dekan, para kaprodi maupun seluruh civitas akademik termasuk unsur penyelenggara perguruan tinggi.

Baca juga: Al-Khairiyah apresiasi Erick Thohir angkat Akbar Djohan Direktur Komersial PT KS

"Hal ini menunjukan bahwa Perguruan Tinggi Al-Khairiyah berkomitmen dengan rasa syukurnya bahwa dengan upacara HUT RI yang ke 78 ini ingin mengaktualisasikan spirit nilai-nilai perjuangan para pendiri bangsa yang telah mengorbankan jiwa raga, darah, keringat dan air mata untuk bangsa dan negara," katanya di Cilegon, Kamis. 

Selain itu lanjut Ahmad Munji, melalui upacara HUT RI yang selalu diikuti mahasiswa/i merupakan bentuk rasa syukur bahwa Indonesia merdeka itu bukan karena pemberian para penjajah, namun merupakan rahmat dan anugrah Allah SWT melalui washilah perjuangan para pejuang pendiri bangsa atau funding father bangsa ini. 

Ketua Umum Pengurus Besar Al-Khairiyah KH. Ali Mujahidin yang bertindak selaku inspektur upacara dalam amanatnya berharap semoga dengan kemerdekaan  bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang berperadaban, bangsa yang maju unggul terdepan, dan menjadi bangsa yang selalu dirahmati dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT. 

Baca juga: Tuntut dampak ledakan, Gema Al Khairiyah temui managemen Indorama

Menurutnya, merdeka adalah rasa syukur yang perlu diimplementasikan untuk mengupayakan kemajuan bangsa,  karena negara Indonesia saat ini sudah bukan lagi merupakan bangsa yang terjajah.

"Saat ini bangsa kita hidup dalam keadaan rukun, aman damai dan tentram dengan ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah insaniyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah Al-Khairiyah," kata KH. Ali Mujahidin.

Lebih lanjut ia mengemukakan, saat ini Indonesia bukan lagi sebagai bangsa yang tertindas dan dihina.  Oleh karena itu harus disyukuri pula  bahwa kemerdekaan ini bukan merupakan hadiah dari penjajah, tapi merupakan berkat rahmat Allah SWT dan washilah perjuangan, pengorbanan, keringat darah dan air mata para pejuang dan para syuhada pahlawan Indonesia. 

"Kita semua telah merdeka sejak kemerdekaan di Proklamasikan oleh pendiri bangsa ini pada 17 Agustus 1945. Bagi kita Al Khairiyah, merdeka bukan lagi sekedar bebas dari belenggu penjajahan dan penindasan karena Merdeka itu bebas dari kebodohan, kemiskinan, kesyirikan iman tauhid dan aqidah. Merdeka itu bebas dari ketertinggalan, bebas dari nilai-nilai keburukan yang akan membuat bangsa ini menjadi hancur," katanya. 

Baca juga: GEMA Al-Khairiyah serahkan berkas investigasi ledakan Indorama ke Pemkot Kota Cilegon

"Merdeka adalah membangun kemajuan generasi dan kemajuan bangsa, membangun sumber daya manusia dan peradaban bangsa, membangun ekonomi dan kesejahteraan. Merdeka itu melestarikan nilai-nilai tradisi dan budaya luhur, berbudi pekerti dan berakhlaqul karimah, Merdeka itu mengabdi pada bangsa dan negara serta agama," tambahnya.

Di akhir amanatnya H.Ali Mujahidin mengajak seluruh insan Al-Khairiyah agar memiliki semangat juang untuk menjadi jatidiri yang maju, unggul berdaya saing, beriman bertaqwa , berakhlaqul karimah dan memiliki semangat juang untuk terus berperang melawan kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan untuk menjadi bangsa yang maju unggul terdepan.


Baca juga: Al-Khairiyah mengutuk pembakaran Al-Qur'an, perbuatan menyakiti umat Islam
 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023