Padatnya lalu lintas di Jalan Raya Serang KM 16 menyebabkan beberapa warga yang hendak menyeberang mengalami kesulitan karena tidak adanya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Salah satunya Dimas (31) warga Cikupa yang hendak menyeberang mengatakan, banyak
kekhawatiran dan harus lebih berhati-hati saat hendak menyeberang dikarenakan Jalan Raya Serang KM 16 selalu padat kendaraan.
Apalagi, kata Dimas, saat karyawan pabrik PT Chingluh pulang kerja akan menambah padat jalan, sehingga penyeberang akan semakin sulit.
“Mau menyeberang sampai harus nunggu lama karena padat sekali baik motor maupun mobil. Angkutan umum juga banyak di bahu jalan yang membuat semakin macet dan tidak bisa menyeberang” kata Dimas kepada Antara, Jumat (10/2).
Lanjut Dimas, dengan kondisi seperti itu kecelakaan sangat rawan. Seharusnya di Jalan Raya Serang KM 16 tersebut idealnya dibangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), agar dapat digunakan oleh warga sekitar maupun pengguna jalan lainnya untuk menyeberang tanpa adanya kekhawatiran.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Tangerang bisa menyampaikan keluhan maupun harapan masyarakat kepada Pemerintah Pusat agar dibangun JPO di Jalan Raya Serang KM 16.
“Kami sebagai masyarakat sangat berharap pemerintah bisa mendengar keluhan kami” ujarnya.
Selain Dimas, pemuda asal Cikupa Anto (28) juga mengeluhkan kondisi di malam hari di jalan tersebut.
Dia mengatakan, Jalan Raya Serang KM 16 sangat rawan kecelakaan karena sepi, kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi sehingga sangat bahaya apabila bagi warga yang mau menyeberang.
“Karena jalan lintas provinsi antara Banten dan Jakarta ditambah ini jalan utama juga. Jadi, kami sangat berharap adanya Jembatan Penyeberangan orang (JPO) agar tidak membahayakan warga sekitar atau pengguna jalan umum,” kata Anto.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Salah satunya Dimas (31) warga Cikupa yang hendak menyeberang mengatakan, banyak
kekhawatiran dan harus lebih berhati-hati saat hendak menyeberang dikarenakan Jalan Raya Serang KM 16 selalu padat kendaraan.
Apalagi, kata Dimas, saat karyawan pabrik PT Chingluh pulang kerja akan menambah padat jalan, sehingga penyeberang akan semakin sulit.
“Mau menyeberang sampai harus nunggu lama karena padat sekali baik motor maupun mobil. Angkutan umum juga banyak di bahu jalan yang membuat semakin macet dan tidak bisa menyeberang” kata Dimas kepada Antara, Jumat (10/2).
Lanjut Dimas, dengan kondisi seperti itu kecelakaan sangat rawan. Seharusnya di Jalan Raya Serang KM 16 tersebut idealnya dibangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), agar dapat digunakan oleh warga sekitar maupun pengguna jalan lainnya untuk menyeberang tanpa adanya kekhawatiran.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Tangerang bisa menyampaikan keluhan maupun harapan masyarakat kepada Pemerintah Pusat agar dibangun JPO di Jalan Raya Serang KM 16.
“Kami sebagai masyarakat sangat berharap pemerintah bisa mendengar keluhan kami” ujarnya.
Selain Dimas, pemuda asal Cikupa Anto (28) juga mengeluhkan kondisi di malam hari di jalan tersebut.
Dia mengatakan, Jalan Raya Serang KM 16 sangat rawan kecelakaan karena sepi, kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi sehingga sangat bahaya apabila bagi warga yang mau menyeberang.
“Karena jalan lintas provinsi antara Banten dan Jakarta ditambah ini jalan utama juga. Jadi, kami sangat berharap adanya Jembatan Penyeberangan orang (JPO) agar tidak membahayakan warga sekitar atau pengguna jalan umum,” kata Anto.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023