Produk gula aren cimenga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten laku keras dan banyak permintaan pasar, karena memiliki mutu bagus dan telah diketahui kualitasnya oleh masyarakat serta para pendatang ke daerah itu.
 
"Kami bisa menjual gula aren cimenga antara Rp10 sampai Rp12 juta/pekan," kata Awa (45) seorang pemilik Toko Najwa yang menjual produk aneka makanan tradisional di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu. 

Baca juga: Lima rumah di Kabupaten Lebak rusak berat akibat angin kencang
 
Permintaan gula aren cimenga kebanyakan konsumen untuk dijadikan "buah tangan" atau oleh-oleh khas produk Kabupaten Lebak. 
 
Produk gula aren cimenga dengan ukuran cetak dan masuk kategori terbaik, karena rasanya manis, beraroma, organik dan tahan lama. 
 
Biasanya, kata dia, konsumen yang datang ke sini membeli gula aren cimenga untuk oleh-oleh ke luar daerah, seperti berkunjung ke saudara/ kerabat, kenalan hingga pejabat.
 
Bahkan, pekan lalu ada konsumen membeli gula aren untuk oleh-oleh pejabat dari Jakarta yang mengunjungi Kabupaten Lebak. 
 
Begitu juga banyak wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lebak, mereka mampir di sini membeli gula aren untuk oleh-oleh. 
 
"Kami mendatangkan gula aren cimenga dari perajin di Kecamatan Cijaku, Cigemblong dan Malingping, " katanya. 
 
Menurut dia, selama ini, permintaan gula aren cimenga laku keras dan pedagang kewalahan melayani permintaan.
 
Pihaknya hari ini ada pesanan dari Bandung, Jawa Barat sebanyak empat toros atau 100/ cetak gula.
 
Saat ini, ujar dia, harga eceran gula aren cimenga Rp10 ribu/cetak gula dan jika pesanan 100/cetak gula dengan total Rp1 juta. 
 
"Kami pascapandemi itu banyak permintaan gula aren ke sini," kata Awa, pemilik toko oleh-oleh di Jalan Sunan Bonang Rangkasbitung. 
 
Begitu juga pedagang gula aren cimenga lainya, Yanto (50) mengaku dirinya kebanyakan konsumenya itu pelanggan itu perajin untuk dijadikan bahan pemanis campuran aneka kuliner dan minuman. 
 
Selain itu juga untuk bahan baku pokok produksi dodol juga minuman herbal dengan jahe merah. 
 
Mereka pelanggannya itu dari Jakarta, Tangerang, Serpong hingga Bandung dan bisa mencapai 400 toros dengan harga Rp300 ribu/ sehingga dikalkulasikan total Rp 120 juta/bulan.
 
"Kami selama ini, permintaan gula aren cimenga masih untuk memenuhi permintaan konsumen tetap," katanya. 
 
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan saat ini produksi gula aren menjadikan pendapatan andalan ekonomi masyarakat di Kecamatan Cijaku, Cigemblong dan Malingping, karena terdapat perkebunan pohon nira yang dikembangkan petani setempat. 
 
Sebab perkebunan aren atau pohon nira sebagai sumber bahan baku gula aren tanpa menggunakan pupuk kimia.
 
Selama ini, perguliran ekonomi dari hasil produksi gula aren hingga miliaran rupiah per tahun juga menyerap ribuan tenaga kerja dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pelosok desa.
 
Bahkan, di antaranya produk gula aren berbentuk cetak dan halus atau semut dari kelompok usaha bersama (KUBE) Mitra Mandala Sobang menembus ekspor.
 
Keunggulan produksi gula aren di Kabupaten Lebak masuk kategori organik, karena perkebunan aren milik petani tidak terpapar pupuk kimia, sebab lokasinya berada sekitar kawasan pegunungan dan perbukitan.
 
"Kami menerima laporan dari KUBE Mitra Mandala Sobang belum lama ini produk gula aren cimenga ekspor sebanyak satu ton ke Korea Selatan," katanya.
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022