Warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang mengunjungi puskesmas cenderung meningkat dari sebelumnya tahun 2021 rata-rata 210 orang menjadi 500 orang per bulan hingga Juli 2022.
"Kami terus meningkatkan pelayanan kesehatan dasar kepada warga Badui yang berobat maupun rawat inap," kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Dede Hardiansyah di Lebak, Sabtu.
Baca juga: Polres Lebak sita ratusan botol minuman keras berbagai merk
Baca juga: Polres Lebak sita ratusan botol minuman keras berbagai merk
Puskesmas Cisimeut merupakan Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) yang melayani masyarakat Badui.
Saat ini, kunjungan masyarakat Badui yang berobat ke puskesmas antara 15-18 orang per hari dan sebelumnya 7-10 orang per hari.
Mereka mengunjungi puskesmas untuk berobat dan memeriksakan kesehatan, karena keinginan untuk hidup sehat.
Selain itu puskesmas juga melayani warga untuk mendapatkan rujukan perawatan di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, RSUD Banten, hingga RSCM Jakarta.
Kebanyakan mereka yang mau berobat ke puskesmas masyarakat Badui Luar yang sehari-hari berada di ladang-ladang untuk bercocok tanam, namun jika sakit, persalinan maupun digigit ular berbisa mendatangi puskesmas.
Baca juga: Pemkab Lebak terapkan PPKM Level 2 untuk kendalikan COVID-19
Baca juga: Pemkab Lebak terapkan PPKM Level 2 untuk kendalikan COVID-19
Bahkan, jumlah balita di pemukiman Badui sebanyak 706 anak dan 12 anak di antaranya mengalami stunting hingga kini mereka rutin setiap bulan mendatangi sembilan posyandu dan puskesmas.
"Kami tidak henti-henti untuk mengoptimalkan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat Badui untuk mewujudkan Indonesia sehat," katanya.
Ambu Sarinah (25) warga Badui Luar mengaku sejak tiga hari terakhir anaknya bernama Hendra (3) itu mengalami demam, pilek dan batuk hingga kerapkali menangis dan tidak bisa tidur akibat sakit itu.
Karena itu, dirinya berobat ke puskesmas dengan berjalan kaki hingga lima kilometer tanpa didampingi suami.
Perjalanan dari pedalaman Badui ke puskesmas, beruntung tidak hujan, sehingga perjalanan tak ada kendala.
Pengobatan ke puskesmas relatif murah hanya di bawah Rp10 ribu dan mendapatkan obat-obatan.
"Kami sudah biasa jika sakit anak tentu dibawa ke fasilitas kesehatan," katanya.
Begitu juga Sarman (60) warga Badui mengaku dirinya setiap sakit kepala kini berobat ke puskesmas setempat dan sembuh setelah minum obat.
"Kami sering kali berobat ke puskesmas jika kolesterol tinggi yang mengakibatkan kepala sakit," katanya.
Sementara itu, Santi (25) warga Badui Luar mengaku dirinya baru 40 hari melahirkan anak laki-laki ditangani oleh dokter di Kecamatan Muncang.
Jarak tempuh dari pemukiman Badui ke Klinik Persalinan milik dr Suroto sekitar 20 kilometer menggunakan angkutan umum.
"Kami lebih baik melahirkan persalinan ke fasilitas kesehatan yang memadai peralatannya dengan biaya Rp3,5 juta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022