Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH Embay Mulya Syarief baru-baru ini melakukan audiensi dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)) Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, M.H.
       
Siaran Pers PBMA yang diterima di Serang Banten, Kamis (2/12/2021) menyebutkan, audiensi Ketum PBMA dengan Kepala BNPT itu berlangsung di kantor BNPT di Jakarta pada awal Desember 2021. 

Baca juga: Pemkab Serang lanjutkan kerjasama Tridarma dengan UGM Yogyakarta
       
Pada kesempatan silaturahim itu Ketum PBMA didampingi oleh Sekjen PBMA Dr. Jihaduddin, Rektor Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Prof. Syibli Sarjaya, Wakil Bendahara Umum Adi Abdillah Marta, dan Ketua Bidang I PBMA Mohammad Zen.
       
Dalam audiensi tersebut Kepala BNPT mengucapkan selamat atas terpilihnya KH Embay Mulya Syarief menjadi Ketum PBMA serta menyatakan BNPT siap bersinergi dengan semua kalangan terkait, termasuk PBMA.
       
Boy Rafli lebih lanjut mengingatkan bahwa korban dari propaganda radikalisme terhitung tidak sedikit sebagaimana dapat dilihat dari jumlah WNI yang bergabung dalam jaringan teror dan berangkat ke daerah konflik.
       
Menyikapi hal tersebut BNPT menggandeng Mathla’ul Anwar sebagai salah satu Ormas Islam terbesar untuk melawan segala bentuk propaganda radikalisme melalui dakwah dan konten di dunia maya.
       
Menurut Kepala BNPT, Ormas Islam terbesar ketiga ini menjadi harapan banyak pihak untuk secara bersama-sama membangun imunitas bangsa dari pengaruh dan paham radikal terorisme.
       
Menanggapi pernyataan Kepala BNPT, Ketum PBMA mengucapkan terimakasih atas pengakuan pemerintah terhadap Mathla’ul Anwar melalui Presiden Joko Widodo saat Peringatan Harlah ke-100 Ormas tersebut yang menyatakan bahwa Mathla’ul Anwar adalah Ormas Islam ketiga terbesar di Indonesia.
       
KH Embay lebih lanjut mengemukakan bahwa upaya untuk mengcounter kesalahan dalam beragama adalah dengan menyampaikan dan memberi keteladanan dalam beragama yang benar.
       
Mathla’ul Anwar, lanjutnya, tidak tinggal diam dalam menyampaikan kebenaran serta siap secara proaktif membantu Pemerintah dalam meluruskan paham radikal yang ada di tengah masyarakat. 
       
Sementara itu Rektor UNMA mengemukakan, isu terorisme yang muncul sejatinya adalah hilir dari permasalahan, dan hulunya adalah bidang pendidikan yang karenanya harus diperkuat.
       
Maka, menurut dia, perlu adanya sinergi dan integrasi dari hulu sampai hilir dalam penaggulangan terorisme, dan UNMA berkomitmen menegakkan konsep Islam wasathan (jalan tengah).
       
UNMA, lanjutnya, saat ini sedang mengembangkan moderasi beragama dan secara konkrit telah membentuk Lembaga Kajian Keislaman dan Ke-Mathla’ul Anwaran (LK3). 
       
Secara khusus UNMA terus memberikan pemahaman kepada para mahasiswanya tentang Islam dan keislaman yang benar. UNMA pun siap bersinergi dan membantu program-program BNPT.
       
Pada bagian lain, Kepala BNPT mengajak PBMA menjadi mitra program BNPT seperti “Warung NKRI”. Konsep warung NKRI merupakan warung kopi biasa yang di dalamnya diisi lagu-lagu perjuangan, bahasan tentang Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Program itu dimaksudkan sebagai salah satu upaya strategis untuk mempersempit ruang gerak radikalisme.
       
Beberapa waktu sebelumnya BPNT menggelar diskusi tematik yang dihadiri Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumi, Wali Kotà Tangerang Arif Wismansyah, Wali Kota Tangsel Benyamin Davni, Sekjen PBMA Dr. Jihaduddin, Bendahara Umum PBMA Pujiyanto, dan Sekretaris Eksekutif Ketum PBMA Uday Suhada. 





 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021