Dompet Dhuafa bersama Gapoktan Bina Mulya yang juga didukung Baznas (Bazis) DKI Jakarta melakukan panen raya pemberdayaan petani di Desa Beberan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Panen ini menjadi tanda KolaborAksi di tengah pandemi.
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi di Serang, Rabu mengatakan, Program Food for Dhuafa merupakan sebuah program KolaborAksi Ketahanan Pangan untuk masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Program ini meliputi pemberdayaan petani, dengan memberdayakan lebih dari 1000 hektare sawah di seluruh Indonesia.
Nasyith Majidi menjelaskan, panen raya merupakan sebuah perayaan untuk ketahanan pangan saat pandemi COVID-19.
Dompet Dhuafa bersama Baznas (Bazis) DKI Jakarta berkolaborAksi menjalankan kebaikan dengan wujudkan panen bersama pada program besar food for dhuafa.
“Pandemi di Indonesia sudah sangat besar yang terdampak, termasuk pangan. Ini merupakan ikhtiar bersama yang berasal dari dana umat yang akan dikembalikan untuk umat. Dompet Dhuafa memiliki tugas yang sama dengan Baznas (Bazis) DKI Jakarta. Ini merupakan kolaborAksi positif yang akan di jalankan kedepannya di lahan150 hektare mudah-mudahan menjadi awal yg baik untuk menggarap yg lebih baik," katanya.
Nasyith menargetkan, untuk realisasi aktivitas program pada lahan sawah seluas 150 hektare di Desa Beberan melibatkan 200 petani pemilik lahan.
“Setiap 100 petani penggarap dapat menghasilkan hingga 8 ton gabah kering per hektarnya,sehingga dapat memberikan manfaat kepada lebih dari 2000 Kepala Keluarga (KK),” katanya.
Diketahui, Dompet Dhuafa menggunakan dana zakat produktif yang tersalurkan melalui penggerak Social Trustfund (STF) Dompet Dhuafa yang menggulirkan dana penyertaan modal bergulir selama dua tahun untuk mewujudkan tahap pemberdayaan dan kemandirian.
Tahapan ini, dana penyertaan akan di kelola oleh Gapoktan Bina Mulya untuk pengembangan produksi sebagai langkah untuk menggenjot kesejahteraan masyarakat dalam program Ketahanan Pangan dan kemandirian ekonomi hulu hilir berbasis pertanian.
Sementara itu, mewakili Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP), Suhardjo mengapresiasi panen yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa.
Menurutnya, aat pandemi seperti ini semua lapisan masyarakat sangat terdampak.
“Semoga Dompet Dhuafa dapat berkontribusi lebih dalam penanganan ketahan pangan," ujarnya.
Dikatakannya, bahwa dengan menjadikan Desa Beberan, Kecamatan Ciruas sebagai sentra, sudah sangat tepat. Mengingat Kecamatan Ciruas merupakan salah satu sentra produksi padi Kabupaten Serang, selain beberapa kecamatan lainnya yang ada di wilayah pantai utara jawa maupun di wilayah selatan-barat Kabupaten Serang sebagai kawasan sentra produksi pangan, kabupaten serang masih memiliki luas sawah sekitar 47.000 hektare.
“Dengan tingkat konsumsi 99,2 kg/kapita per tahun dan jumlah penduduk 1.622.630 jiwa, kebutuhan beras Kabupaten Serang 160.965 ton/tahun. Dibandingkan dengan total produksi beras sebesar kurang lebih 291 ribu ton, Kabupaten Serang masih memiliki kelebihan stok (surplus) sebesar 90 ribu ton dimana kelebihan produksi tersebut telah diserap oleh pasar di wilayah Jabodetabek,” ungkap Suhardjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi di Serang, Rabu mengatakan, Program Food for Dhuafa merupakan sebuah program KolaborAksi Ketahanan Pangan untuk masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Program ini meliputi pemberdayaan petani, dengan memberdayakan lebih dari 1000 hektare sawah di seluruh Indonesia.
Nasyith Majidi menjelaskan, panen raya merupakan sebuah perayaan untuk ketahanan pangan saat pandemi COVID-19.
Dompet Dhuafa bersama Baznas (Bazis) DKI Jakarta berkolaborAksi menjalankan kebaikan dengan wujudkan panen bersama pada program besar food for dhuafa.
“Pandemi di Indonesia sudah sangat besar yang terdampak, termasuk pangan. Ini merupakan ikhtiar bersama yang berasal dari dana umat yang akan dikembalikan untuk umat. Dompet Dhuafa memiliki tugas yang sama dengan Baznas (Bazis) DKI Jakarta. Ini merupakan kolaborAksi positif yang akan di jalankan kedepannya di lahan150 hektare mudah-mudahan menjadi awal yg baik untuk menggarap yg lebih baik," katanya.
Nasyith menargetkan, untuk realisasi aktivitas program pada lahan sawah seluas 150 hektare di Desa Beberan melibatkan 200 petani pemilik lahan.
“Setiap 100 petani penggarap dapat menghasilkan hingga 8 ton gabah kering per hektarnya,sehingga dapat memberikan manfaat kepada lebih dari 2000 Kepala Keluarga (KK),” katanya.
Diketahui, Dompet Dhuafa menggunakan dana zakat produktif yang tersalurkan melalui penggerak Social Trustfund (STF) Dompet Dhuafa yang menggulirkan dana penyertaan modal bergulir selama dua tahun untuk mewujudkan tahap pemberdayaan dan kemandirian.
Tahapan ini, dana penyertaan akan di kelola oleh Gapoktan Bina Mulya untuk pengembangan produksi sebagai langkah untuk menggenjot kesejahteraan masyarakat dalam program Ketahanan Pangan dan kemandirian ekonomi hulu hilir berbasis pertanian.
Sementara itu, mewakili Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP), Suhardjo mengapresiasi panen yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa.
Menurutnya, aat pandemi seperti ini semua lapisan masyarakat sangat terdampak.
“Semoga Dompet Dhuafa dapat berkontribusi lebih dalam penanganan ketahan pangan," ujarnya.
Dikatakannya, bahwa dengan menjadikan Desa Beberan, Kecamatan Ciruas sebagai sentra, sudah sangat tepat. Mengingat Kecamatan Ciruas merupakan salah satu sentra produksi padi Kabupaten Serang, selain beberapa kecamatan lainnya yang ada di wilayah pantai utara jawa maupun di wilayah selatan-barat Kabupaten Serang sebagai kawasan sentra produksi pangan, kabupaten serang masih memiliki luas sawah sekitar 47.000 hektare.
“Dengan tingkat konsumsi 99,2 kg/kapita per tahun dan jumlah penduduk 1.622.630 jiwa, kebutuhan beras Kabupaten Serang 160.965 ton/tahun. Dibandingkan dengan total produksi beras sebesar kurang lebih 291 ribu ton, Kabupaten Serang masih memiliki kelebihan stok (surplus) sebesar 90 ribu ton dimana kelebihan produksi tersebut telah diserap oleh pasar di wilayah Jabodetabek,” ungkap Suhardjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021