Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) yang juga wartawan senior Aat Surya Safaat mengapresiasi dan mendukung pembentukan “Relawan Nasional Lawan COVID-19” (RNLC19) yang digagas pegiat sosial Kris Budihardjo dan didukung oleh sejumlah tokoh nasional dalam upaya bersama mengatasi pandemi COVID-19.
“Saya mengapresiasi dan mendukung terbentuknya ‘Relawan Nasional Lawan COVID-19’, terutama karena jumlah korban pandemi terus bertambah, sementara rumah-rumah sakit penuh sesak oleh pasien COVID-19. Kita tidak boleh tinggal diam menghadapi masalah kemanusiaan ini,” katanya di Serang, Banten, Kamis (15/7/2021).
Penasehat FAI itu mengemukakan keterangan tersebut ketika ditanya wartawan sehubungan terbentuknya “Relawan Nasional Lawan COVID-19” yang digagas oleh pegiat sosial yang juga Ketua Umum Ormas Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) Kris Budihardjo dan didukung oleh sejumlah tokoh nasional belum lama berselang.
Tokoh nasional yang mendukung terbentuknya RNLC19 itu berasal dari berbagai profesi, mulai dari aktivis atau pegiat sosial kemanusiaan, politisi, purnawirawan TNI/Polri, akademisi, dokter, pengusaha, hingga wartawan serta seniman dan artis.
Para tokoh dimaksud antara lain Dubes RI untuk Ukraina Prof Dr Yuddy Chrisnandi, mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Drs Da’i Bachtiar, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr H Anton Charliyan, dan mantan Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo serta pengusaha Linda Kartika Dewi dan Antonius Bayu Putra.
Selain itu tercatat ada Sultan Kanoman Cirebon, Dirjen Dukcapil Kemendagri Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, politisi PKB KH Maman Imanul Haq, politisi PDIP Sturman Panjaitan serta politisi Gerindra Anwar Sadad dan Kharisma Febriansyah plus artis Ayu Azhari dan Paramitha Rusadi.
Aat lebih lanjut menjelaskan, “Relawan Nasional Lawan COVID-19” yang dipimpin oleh pegiat sosial Kris Budihardjo itu merupakan gerakan kemanusiaan yang siap melakukan “perang total” secara bersama-sama melawan COVID-19 dan menolong korban yang terpapar virus Corona.
“Bagi saya, aktif bersama para relawan anti COVID-19 ini merupakan ‘Patriot Call’, yaitu sebuah panggilan pengabdian kepada tanah air atau panggilan patriotis untuk memberikan manfaat bagi bangsa dan negara,” kata Penasehat FAI yang juga mendapat amanah sebagai Ketua 7 RNLC19 yang membidangi komunikasi dan informasi itu.
Mantan Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pemberitaan ANTARA itu juga menepis anggapan bisa terjadinya friksi atau tumpang tindih di lapangan antara RNLC19 dengan relawan-relawan sejenis yang sudah ada sebelumnya.
“Justru kami akan saling bersinergi, termasuk dengan Pemerintah, khususnya dengan Satgas Penanganan COVID-19 di Pusat dan di Daerah,” kata wartawan senior yang juga Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) itu.
Sebelumnya, pegiat sosial Kris Budihardjo yang mendapat amanah memimpin gerakan melawan COVID-19 itu menyatakan bahwa upaya untuk mengatasi pandemi COVID-19 tidak bisa hanya dilaksanakan oleh Pemerintah, tetapi harus melibatkan peran serta masyarakat secara luas.
“Pemerintah sudah berusaha melakukan hal terbaik dalam mengatasi masalah pandemi COVID-19. Tapi tentu saja kemampuan Pemerintah terbatas. Dalam kaitan inilah para relawan perlu menutup ‘bolong-bolong’ kekurangan pemerintah tersebut,” katanya.
Ia menambahkan, program jangka pendek RNLC19 antara lain penyediaan informasi tentang rumah sakit dan tempat vaksinasi, konsultasi kesehatan online, dan bantuan obat, vitamin atau oksigen bagi keluarga tak mampu, baik yang sedang isoman maupun yang dirawat di rumah sakit serta bantuan bagi yang terdampak berupa pemberian makanan gratis dan bantuan sembako.
Sementara itu program kerja umum antara lain berupa monitoring dan evaluasi kebijakan Presiden/Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pengumpulan dan penyaluran bansos dan penanganan psikologis masyarakat atas dampak informasi COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
“Saya mengapresiasi dan mendukung terbentuknya ‘Relawan Nasional Lawan COVID-19’, terutama karena jumlah korban pandemi terus bertambah, sementara rumah-rumah sakit penuh sesak oleh pasien COVID-19. Kita tidak boleh tinggal diam menghadapi masalah kemanusiaan ini,” katanya di Serang, Banten, Kamis (15/7/2021).
Penasehat FAI itu mengemukakan keterangan tersebut ketika ditanya wartawan sehubungan terbentuknya “Relawan Nasional Lawan COVID-19” yang digagas oleh pegiat sosial yang juga Ketua Umum Ormas Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) Kris Budihardjo dan didukung oleh sejumlah tokoh nasional belum lama berselang.
Tokoh nasional yang mendukung terbentuknya RNLC19 itu berasal dari berbagai profesi, mulai dari aktivis atau pegiat sosial kemanusiaan, politisi, purnawirawan TNI/Polri, akademisi, dokter, pengusaha, hingga wartawan serta seniman dan artis.
Para tokoh dimaksud antara lain Dubes RI untuk Ukraina Prof Dr Yuddy Chrisnandi, mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Drs Da’i Bachtiar, mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr H Anton Charliyan, dan mantan Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo serta pengusaha Linda Kartika Dewi dan Antonius Bayu Putra.
Selain itu tercatat ada Sultan Kanoman Cirebon, Dirjen Dukcapil Kemendagri Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, politisi PKB KH Maman Imanul Haq, politisi PDIP Sturman Panjaitan serta politisi Gerindra Anwar Sadad dan Kharisma Febriansyah plus artis Ayu Azhari dan Paramitha Rusadi.
Aat lebih lanjut menjelaskan, “Relawan Nasional Lawan COVID-19” yang dipimpin oleh pegiat sosial Kris Budihardjo itu merupakan gerakan kemanusiaan yang siap melakukan “perang total” secara bersama-sama melawan COVID-19 dan menolong korban yang terpapar virus Corona.
“Bagi saya, aktif bersama para relawan anti COVID-19 ini merupakan ‘Patriot Call’, yaitu sebuah panggilan pengabdian kepada tanah air atau panggilan patriotis untuk memberikan manfaat bagi bangsa dan negara,” kata Penasehat FAI yang juga mendapat amanah sebagai Ketua 7 RNLC19 yang membidangi komunikasi dan informasi itu.
Mantan Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pemberitaan ANTARA itu juga menepis anggapan bisa terjadinya friksi atau tumpang tindih di lapangan antara RNLC19 dengan relawan-relawan sejenis yang sudah ada sebelumnya.
“Justru kami akan saling bersinergi, termasuk dengan Pemerintah, khususnya dengan Satgas Penanganan COVID-19 di Pusat dan di Daerah,” kata wartawan senior yang juga Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) itu.
Sebelumnya, pegiat sosial Kris Budihardjo yang mendapat amanah memimpin gerakan melawan COVID-19 itu menyatakan bahwa upaya untuk mengatasi pandemi COVID-19 tidak bisa hanya dilaksanakan oleh Pemerintah, tetapi harus melibatkan peran serta masyarakat secara luas.
“Pemerintah sudah berusaha melakukan hal terbaik dalam mengatasi masalah pandemi COVID-19. Tapi tentu saja kemampuan Pemerintah terbatas. Dalam kaitan inilah para relawan perlu menutup ‘bolong-bolong’ kekurangan pemerintah tersebut,” katanya.
Ia menambahkan, program jangka pendek RNLC19 antara lain penyediaan informasi tentang rumah sakit dan tempat vaksinasi, konsultasi kesehatan online, dan bantuan obat, vitamin atau oksigen bagi keluarga tak mampu, baik yang sedang isoman maupun yang dirawat di rumah sakit serta bantuan bagi yang terdampak berupa pemberian makanan gratis dan bantuan sembako.
Sementara itu program kerja umum antara lain berupa monitoring dan evaluasi kebijakan Presiden/Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pengumpulan dan penyaluran bansos dan penanganan psikologis masyarakat atas dampak informasi COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021