Nyticebus Javanicus merupakan satwa endemik Indonesia yang dikenal dengan sebutan Kukang Jawa. Primata ini terancam punah akibat perburuan liar, hilangnya habitat, dan diperjualbelikan sebagai hewan peliharaan. Merespon hal tersebut, PT Pertamina (Persero) melalui Fuel Terminal Bandung Group fokus pada pelestarian Kukang Jawa sebagai upaya mendukung pelestarian keragaman hayati.
Berukuran 20 hingga 30 cm, primata nocturnal yang aktif di malam hari ini berukuran mini, dan rata-rata memiliki berat tubuh sekitar 1 Kg. Matanya bulat dan kuning bercahaya, rambut kecoklatan, dengan dahi dihiasi pola berlian keputihan membentuk garis bercabang tiga. Satu garis ke arah hidung, dan dua garis diantara mata serta telinga.
Badan konservasi dunia IUCN (International Union Conservation Nation) memasukkan primata beracun itu dalam kategori kritis atau terancam punah. Sedangkan menurut CITES (Convention On International Trade in Endagered species of Wild Fauna and Flora) kukang tergolong dalam kategori apendix I, yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.
“Selain dilindungi di lingkup internasional, Kukang Jawa juga dilindungi oleh pemerintah melalui Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam beserta ekosistemnya. Lewat program tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina berupaya mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga populasi fauna yang terancam punah ini,” ujar Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.
Mulai tahun 2019, Pertamina telah melakukan program pelepasliaran Kukang Jawa di area Hutan Telaga Bodas bersama Yayasan Muka Geni dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut. Kemudian di tahun 2020, Pertamina fokus pada pemulihan habitat Kukang Jawa melalui penanaman sebanyak 5000 ragam pohon habitat kukang seperti pohon alpukat, kayu putih, jengjen, dan kopi di tanah seluas 5 hektar.
“Di tahun 2021 ini, kami fokus untuk program rehabilitasi Kukang Jawa melalui bantuan kandang shelter kukang untuk proses isolasi, habituasi, dan monitoring. Bersamaan dengan itu, Pertamina juga terus memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi melestarikan primata ini. Dengan tidak menjual, memelihara secara illegal, maupun merusak habitatnya,” jelas Eko.
Upaya sosialisasi perlindungan Kukang Jawa juga melibatkan masyarakat setempat dengan cara yang unik dan kreatif. Selain menghimpun dukungan dari pemuda daerah melalui “Komunitas Pemuda Konservasi”, sosialisasi juga ditampilkan melalui kostum kukang yang kemudian dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik.
Atas upaya tersebut, program pelestarian Kukang Jawa ini berhasil meraih penghargaan bergengsi Indonesian Green Awards 2021 dalam kategori Mengembangkan Keanekaragaman Hayati, yang diselenggarakan The La Tofi School of CSR di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, pada Kamis (8/4) lalu.
“Tidak berhenti pada pencapaian ini saja. Ke depan kami akan terus berkomitmen untuk mengembangkan program-program di wilayah Jawa Bagian Barat yang fokus pada pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat,” ungkap Eko.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Berukuran 20 hingga 30 cm, primata nocturnal yang aktif di malam hari ini berukuran mini, dan rata-rata memiliki berat tubuh sekitar 1 Kg. Matanya bulat dan kuning bercahaya, rambut kecoklatan, dengan dahi dihiasi pola berlian keputihan membentuk garis bercabang tiga. Satu garis ke arah hidung, dan dua garis diantara mata serta telinga.
Badan konservasi dunia IUCN (International Union Conservation Nation) memasukkan primata beracun itu dalam kategori kritis atau terancam punah. Sedangkan menurut CITES (Convention On International Trade in Endagered species of Wild Fauna and Flora) kukang tergolong dalam kategori apendix I, yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.
“Selain dilindungi di lingkup internasional, Kukang Jawa juga dilindungi oleh pemerintah melalui Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam beserta ekosistemnya. Lewat program tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina berupaya mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga populasi fauna yang terancam punah ini,” ujar Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.
Mulai tahun 2019, Pertamina telah melakukan program pelepasliaran Kukang Jawa di area Hutan Telaga Bodas bersama Yayasan Muka Geni dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut. Kemudian di tahun 2020, Pertamina fokus pada pemulihan habitat Kukang Jawa melalui penanaman sebanyak 5000 ragam pohon habitat kukang seperti pohon alpukat, kayu putih, jengjen, dan kopi di tanah seluas 5 hektar.
“Di tahun 2021 ini, kami fokus untuk program rehabilitasi Kukang Jawa melalui bantuan kandang shelter kukang untuk proses isolasi, habituasi, dan monitoring. Bersamaan dengan itu, Pertamina juga terus memberikan pemahaman dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi melestarikan primata ini. Dengan tidak menjual, memelihara secara illegal, maupun merusak habitatnya,” jelas Eko.
Upaya sosialisasi perlindungan Kukang Jawa juga melibatkan masyarakat setempat dengan cara yang unik dan kreatif. Selain menghimpun dukungan dari pemuda daerah melalui “Komunitas Pemuda Konservasi”, sosialisasi juga ditampilkan melalui kostum kukang yang kemudian dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik.
Atas upaya tersebut, program pelestarian Kukang Jawa ini berhasil meraih penghargaan bergengsi Indonesian Green Awards 2021 dalam kategori Mengembangkan Keanekaragaman Hayati, yang diselenggarakan The La Tofi School of CSR di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, pada Kamis (8/4) lalu.
“Tidak berhenti pada pencapaian ini saja. Ke depan kami akan terus berkomitmen untuk mengembangkan program-program di wilayah Jawa Bagian Barat yang fokus pada pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat,” ungkap Eko.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021