Equitas Global masih menemukan praktik berternak ayam menggunakan kandang baterai yang rentan menimbulkan risiko wabah penyakit baru.

"Praktik beternak semacam ini membuat ayam petelur tinggal di dalam kandang yang sesak dan sempit sehingga sulit bergerak dan rentan cacat," kata Manajer Kampanye Equitas Global, Bonnie Tang dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Praktik kandang telur baterai bahkan menjadikan kotoran ayam menumpuk dan burung-burung liar beterbangan, sehingga sangat berisiko memunculkan penyebaran mutasi flu burung. 

Bonnie Tang menyebutkan data dari United Nations Environment Programme (UNEP) memperlihatkan tiga dari empat penyakit menular baru pada manusia adalah zoonosis, yang berasal dari hewan liar namun dapat menyebar dan menular ke hewan ternak dalam industri. 

Peternakan kandang baterai yang mengurung hewan, tentunya meningkatkan munculnya risiko epidemi zoonosis seperti flu burung dan kontaminasi salmonella.

"Hal ini sangat ironis mengingat saat ini dunia tengah berjuang melawan pandemi yang disebabkan oleh penyimpangan dan kelalaian keamanan produksi pangan," ujar dia. 

Padahal di beberapa negara sudah banyak yang menerapkan peternakan ayam dengan sistem  bebas kandang, yang tentu saja jauh lebih aman bagi konsumen dan memperlakukan hewan ternaknya secara baik. 

Terdapat lebih dari 50 perusahaan besar yang bergerak di bidang pangan, yang telah berkomitmen untuk hanya menjual telur yang berasal dari peternakan ayam "bebas kandang". 

"Akan lebih baik bagi para pelaku bisnis, khususnya di Indonesia, untuk terus menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, salah satunya menghilangkan kandang telur baterai yang berisiko," tutup Bonnie.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020