Manajer Komunikasi Act for Farmed Animals, Fadilah Rahma berharap semakin banyak peternak ayam di Indonesia yang meninggalkan kandang baterai seiring kesadaran dampak buruk dari kandang seperti ini. 

"Selain itu, kandang baterai juga telah dilarang di seluruh Uni Eropa dan banyak negara bagian di Amerika Serikat. Semoga hal yang sama juga mulai diterapkan di Indonesia," kata Rahma di Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Praktek memasok telur dari peternakan bebas kandang memang cukup baru bagi industri makanan di Indonesia, namun hal itu adalah tren yang terus meningkat di seluruh dunia. 

Saat ini, lebih dari 1000 perusahaan di seluruh dunia telah mendeklarasikan kebijakan untuk hanya memasok telur bebas kandang dari rantai pasoknya. 

Contohnya, banyak perusahaan internasional seperti Sodexo, Compass Group, Nestlé, and Unilever telah berkomitmen untuk berhenti memasok telur dari kandang baterai. 

Termasuk perusahaan waralaba siap saji Burger King juga telah berkomitmen untuk menghapuskan secara bertahap penggunaan telur dari ayam yang diternak menggunakan kandang baterai. 

Act for Farmed Animal merupakan kampanye bersama yang dilakukan oleh Organisasi Non-profit Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal untuk mengurangi penderitaan hewan ternak di Indonesia dan mendorong pemilihan makanan yang lebih bijak dan berwelas asih. 

Indonesia merupakan produsen telur terbesar di Asia Tenggara, dan merupakan negara ketiga tertinggi di antara negara dalam Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (setelah Amerika dan Cina). 

Kandang baterai membuat ayam menghabiskan seluruh hidupnya dalam ruang gerak yang lebih kecil dari kertas A4, dimana mereka tidak bisa leluasa berjalan atau merentangkan sayapnya.

Akibat kandang seperti itu, tubuh ayam yang mengalami kontak secara terus menerus dengan jeruji kandang membuatnya kehilangan bulu-bulunya. Kurangnya gerak fisik menyebabkan mereka mengalami penyakit tulang dan patah tulang yang menyakitkan. 

Peternakan bebas kandang baterai dapat secara signifikan mengurangi penderitaan ayam tersebut, dan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan perilaku alaminya, seperti bergerak bebas, bersarang, mematuk, dan bertengger. 

Selain itu, kondisi keamanan pangan di peternakan kandang baterai juga menjadi kekhawatiran utama. Banyak studi yang telah dilakukan di Uni Eropa memperlihatkan resiko kontaminasi salmonella di kandang baterai lebih tinggi secara signifikan daripada di peternakan bebas kandang baterai.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020