Lebak (ANTARA) - Pasangan suami isteri Arsunah-Arsudin warga Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak mengharapkan rumah hunian sementara atau huntara dibangun usai bencana banjir bandang dan longsor yang meluluhlantakkan perkampungan Susukan.
"Kami minta pemerintah secepatnya merealisasikan pembangunan huntara, karena sudah dua pekan tinggal di tenda pengungsian bersama suami, anak, cucu dan menantu," kata Arsunah, saat ditemui di Posko Pengungsian Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Senin.
Masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang di kampungnya kini kebingungan, karena harus tinggal dimana bersama keluarga.
Sebab, rumah miliknya itu hanyut bersama isinya, termasuk perabotan rumah tangga dan elektronika.
Rumah warga yang hanyut diterjang banjir bandang di lingkungan RT 04 dan RT 05 Kampung Susukan dan Bolang Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira.
Masyarakat korban bencana alam itu kini tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan kondisi kurang nyaman dan jika malam hari banyak nyamuk.
Bahkan, dirinya dan cucunya terserang penyakit gatal-gatal akibat menempati tenda pengungsian tersebut.
Selain itu juga tinggal di tenda pengungsian cukup panas baik siang maupun malam, karena dibangun menggunakan plastik.
"Kami tinggal di tenda pengungsian itu tidak layak juga kurang nyaman, namun kapan sampai berakhir, karena belum menerima informasi dari pemerintah setempat," katanya.
Menurut dia, keluarganya kini merasa bingung karena rumah satu-satunya hilang diterjang banjir bandang.
Ironisnya, kerabat dekatnya juga terdampak bencana banjir hingga kondisi rumahnya hanyut.
Karena itu, dirinya berharap bisa tinggal di huntara sambil menerima kepastian selanjutnya ditetapkan tinggal dimana oleh pemerintah.
"Kami bersama anak dan cucu berharap bisa tinggal di tempat yang layak dan sehat," katanya menjelaskan.
Kepala Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Makmun mengatakan akibat banjir bandang di wilayahnya itu tercatat 88 unit rumah di Kampung Susukan dan Bolang kehilangan rumah.
Mereka warga dua kampung itu kini ditampung di tenda-tenda pengungsian juga ada yang tinggal bersama kerabatnya yang selamat dari bencana alam.
Pemerintah daerah melarang masyarakat membangun kembali di tempat semula di dua kampung yakni RT 04 dan RT 05 karena masuk proyek Waduk Karian.
Mega proyek untuk memasok air bersih ke wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta itu dalam waktu dekat akan dibayar ganti rugi lahan.
Kemungkinan mereka sebelum menerima uang ganti rugi lahan itu, dipastikan akan menerima dana stimulan untuk menyewa rumah sebesar Rp500 ribu/bulan selama enam bulan.
"Kami berharap warga bersabar dan pemerintahan desa akan bekerja keras untuk memperjuangkan masyarakat yang terdampak bencana alam itu," katanya.
Dua pekan di pengungsian, pasangan Arsunah-Arsudin berharap hunian sementara dibangun
Kamis, 30 Januari 2020 13:44 WIB
Kami minta pemerintah secepatnya merealisasikan pembangunan huntara, karena sudah dua pekan tinggal di tenda pengungsian bersama suami, anak, cucu dan menantu