Samarinda (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Kalimantan Timur memperkirakan jumlah korban terdampak banjir yang terjadi di Ibu Kota Provinsi Kaltim tersebut mencapai 18 ribu jiwa.
Sekretaris BPBD Samarinda, Hendra AH di Samarinda, Kamis, mengatakan, Pemerintah Kota Samarinda telah menetapkan status siaga darurat banjir, setelah kurang lebih enam hari luapan air menggenangi permukiman warga.
" Saat ini sudah ditetapkan status Siaga Darurat banjir, supaya memudahkan koordinasi untuk penanggulangan banjir sekarang," kata Hendra.
Dia menjelaskan banjir yang terjadi sejak Sabtu ( 11/1) tersebut, terjadi di lima kecamatan yang ada di Kota Samarinda, di antaranya Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Sambutan, Kecamatan Sungai Pinang, Palaran dan Samarinda Ulu.
Namun demikian dua kecamatan yakni Palaran dan Samarinda Ulu, belum tercatat sebagai daerah yang terdampak banjir.
Berdasarkan data dari BPBD diketahui sedikitnya 8 RT lumpuh alias tak bisa beraktivitas.
Dia menjelaskan, ke- 8 RT ini tersebar di tiga Kelurahan yakni di Kelurahan Gunung Linggai ada 5 RT, kemudian di Kelurahan Lempake ada 1 RT, serta di Kelurahan Sempaja Timur ada 2 RT.
Masih dari data BPBD, wilayah yang terdampak banjir pun ada perubahan.
Sementara itu, sejumlah titik- titik banjir seperti terjadi di jalan Dr Sutomo Samarinda, kondisinya mulai surut, meski air masih terlihat menggenang di sepanjang jalan tersebut.
Sebagian warga sudah mulai beraktivitas membersihkan rumah, akibat luapan air yang sempat masuk ke dalam tempat tinggal mereka.
" Mudah- mudahan tidak hujan, karena air sudah mulai surut," kata Eko warga Gang 8 Jalan Dr sutomo.