Jakarta (ANTARA) - Tim Pakar atau Tim Pencari Fakta kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mensinyalir bahwa terjadinya kasus ini dipicu karena pekerjaan Novel sebagai penyidik.
Tim menduga bahwa penyerangan terkait kasus kelas kakap yang ditangani Novel. Pihaknya pun tidak menemukan fakta motif pelaku kejahatan terkait masalah pribadi.
Nur Kholis, juru bicara Tim Pakar mengatakan adanya kemungkinan motif sakit hati pelaku penyerangan terhadap Novel.
"Tim menemukan fakta terdapat probabilitas bahwa kasus yang ditangani korban menimbulkan serangan balik atau balas dendam akibat dugaan penggunaan wewenang yang berlebihan," kata Nur Kholis dalam konferensi pers di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Bupati Pandeglang dorong progres proyek strategis nasional sesuai rencana
Baca juga: Pemkab Pandeglang bangun huntap bagi warga terdampak tsunami
Dari hasil investigasi, Tim Pakar menyebut bahwa cairan yang digunakan oleh pelaku yakni zat kimia asam sulfat dengan kadar tidak pekat sehingga tidak mengakibatkan kerusakan wajah permanen pada wajah korban serta tidak menyebabkan kematian.
"Serangan penyiraman air keras bukan dimaksudkan untuk membunuh tapi untuk membuat korban menderita, untuk membalas sakit hati atau memberi pelajaran terhadap korban," kata Nur Kholis dalam konferensi pers, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu.
Tim menduga pelaku melakukan penyerangan seorang diri ataupun dengan menyuruh pihak ketiga.
Dari hasil kerjanya selama enam bulan, Tim Pakar tidak menemukan alat bukti yang cukup yang bisa membuktikan para saksi terlibat kasus ini.
Baca juga: Universitas Yasri lakukan pendampingan penurunan stunting di Pandeglang
Baca juga: Untirta bangun Fakultas Pertanian di Pandeglang
Diduga pelaku penyerangan sakit hati kepada Novel
Rabu, 17 Juli 2019 14:56 WIB
Tim menduga bahwa penyerangan terkait kasus kelas kakap yang ditangani Novel. Pihaknya pun tidak menemukan fakta motif pelaku kejahatan terkait masalah pribadi.