Tangerang (ANTARA) - PT Lippo Karawaci Tbk (emiten berkode bursa LPKR) mengumumkan pendapatan perusahaan pada kuartal 1 naik 12 persen dari Rp2,5 triliun tahun 2018 menjadi Rp2,8 triliun tahun 2019.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady berharap hasil kuartal I 2019 akan mejadi titik balik perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan properti.
"Program pendanaan komprehensif berjalan dengan baik dimana kami telah menyelesaikan tender obligasi dan mulai mengurangi rasio utang dalam neraca," ujar dia.
John menargetkan dalambeberapa bulan mendatang berharap dapat menyelesaikan right issue dan melakukan pembayaran berbagai pinjaman bank dan pembelian kembali obligasi secara agresif serta mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang ada."
“Meskipun hasil kuartal pertama menunjukkan adanya pelambatan pasar properti, kami melihat peluang yang cukup besar untuk perbaikan sehingga kami percaya diri untuk mendapatkan pre-sales yang lebih tinggi seraya bergerak cepat setelah Pemilu selesai baru-baru ini," ujar John.
Dalam laporan juga disebutkan peningkatan ini terutama disumbangkan oleh pertumbuhan pendapatan berulang yang kuat dari segmen bisnis layanan kesehatan yang dimotori oleh Siloam Hospitals.
Sedangkan untuk marketing sales pada kuartal ini juga dilaporkan mengalami kenaikan mencapai Rp 623 miliar, meningkat 159,6 persen dari Rp 241 miliar pada kuartal I 2018.
Pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) yang kuat dari segmen layanan kesehatan dimotori oleh Siloam Hospitals. Siloam Hospitals (“Siloam”) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun untuk kuartal I 2019, meningkat 18,2 persen dari kuartal I 2018 sebesar Rp 1,5 triliun, yang merupakan 79,4 persen dari total pendapatan berulang Perseroan.
Selain dari sepuluh rumah sakit dengan pendapatan tertinggi, Siloam juga melihat pertumbuhan pendapatan yang kuat dari beberapa rumah sakit yang masih dalam tahap perkembangan. Siloam terus membuat kemajuan dalam hal ekspansi dan saat ini mengoperasikan 37 rumah sakit di 28 kota di Indonesia.
Pendapatan dari segmen bisnis Mal dan lain-lain naik 1,9 persen menjadi Rp 444 miliar, yang merupakan 15,8 persen dari total pendapatan berulang Perseroan.
Pendapatan bisnis divisi Development meningkat sebesar 4,7 persen menjadi Rp 650 miliar YoY
Pendapatan bisnis divisi Development pada kuartal I 2019 meningkat sebesar 4,8 persen menjadi Rp650 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp620 miliar. Segmen ini menyumbang 23,2 persen dari total pendapatan untuk kuartal tersebut.
Divisi Large Scale Integrated Development menjadi penyumbang terbesar dalam segmen ini dengan pendapatan sebesar Rp 217 miliar untuk kuartal I 2019, meningkat 19,9 persen dari Rp181 miliar tahun sebelumnya.
Sementara itu, divisi Urban Development LPKR mencatat pendapatan Rp433 miliar dibandingkan pendapatan kuartal I 2018 sebesar Rp439 miliar.
Beban Usaha LPKR untuk kuartal I 2019 naik 13 persen YoY menjadi Rp 840 miliar karena pengeluaran yang lebih tinggi di Siloam Hospital (Siloam), sebagai akibat dari ekspansi berkelanjutan dalam jaringan rumah sakit, serta naiknya pengeluaran di segmen mal dan lain-lain karena penambahan karyawan di Lippo Malls Indonesia.
EBITDA mendatar menjadi Rp 468 miliar dari Rp 470 miliar YoY, dan margin EBITDA turun menjadi 17 persen pada kuartal I 2019 dari 19 persen pada kuartal I 2018.
EBITDA yang mendatar ini terutama disebabkan oleh pendapatan lebih tinggi yang dicatat oleh divisi Healthcare namun ter-offset oleh kinerja Urban Development dan Large Scale Integrated Development yang lebih lemah. Laba bersih Perseroan pada kuartal I 2019 adalah sebesar Rp50 miliar, dibandingkan dengan Rp132 miliar tahun sebelumnya.
Program pendanaan komprehensif yang diumumkan pada Maret 2019 akan menghasilkan dana sebesar 1,01 miliar dolar AS yang diperoleh melalui rights issue sebesar 730 juta dolar AS dan penjualan Puri Mall ke Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMRIT) sekitar 260 juta dolar AS serta penjualan dua rumah sakit di Myanmar sekitar 19,5 juta dolar AS.
LPKR tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek-proyek yang yang sedang berjalan saat ini dan akan mengalokasikan 100 juta dolar AS dana segar yang diperoleh dari right issue untuk penyelesaian proyekproyek tersebut.
Perseroan menargetkan untuk mencatatkan pre-sales sebesar Rp2 triliun pada tahun 2019 dan di kuartal pertama 2019, perseroan telah mencapai 31 persen dari target atau sebesar Rp623 miliar.