"Kita bisa memenuhi ketersediaan pangan lokal untuk program MBG dan tidak perlu mendatangkan dari luar daerah," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Kamis.
Ia menyebut produksi bahan pangan hasil pertanian di Kabupaten Lebak melimpah mulai beras, hortikultura jenis aneka sayuran, buah-buahan, dan palawija, seperti jagung, kacang-kacangan, dan ubi.
Selain itu, katanya, hasil peternakan unggas dan perikanan tangkap serta budi daya.
Oleh karena itu, program MBG dipastikan dapat membantu perekonomian petani karena mereka bisa memasok bahan pangan lokal untuk program tersebut.
Baca juga: Pemkot Tangerang Selatan siap penuhi kebutuhan MBG siswa SD hingga SMK
Selain itu, perputaran uang di tingkat pedesaan bisa miliaran rupiah per bulan karena masyarakat pedesaan kebanyakan bekerja sebagai petani.
Dengan menggunakan bahan pangan lokal untuk program MBG, katanya, dipastikan kehidupan petani sejahtera dan bisa membuka lapangan pekerjaan.
"Kami meyakini program MBG membeli bahan-bahan pangan lokal sesuai arahan pemerintah," katanya.
Ia mengatakan saat ini, kelompok tani dan petani di Kabupaten Lebak menyambut positif program MBG, karena secara langsung produksi pertanian akan ditampung oleh pengusaha/katering untuk makan gratis siswa sekolah.
Total jumlah siswa yang menjadi sasaran program MBG di daerah itu, 15.117 anak, terdiri atas 7.480 siswa SD, 2.901 siswa SMP, dan 1.625 siswa SMA, dengan perhitungan harga setiap menu MBG Rp15.000.
"Jadi, untuk semua siswa, total biaya makan gratis setiap hari akan menghabiskan anggaran Rp226,76 juta dengan 15.117 siswa itu," katanya.
Baca juga: Pemkot Tangsel siapkan dapur gizi khusus dukung program MBG
Deni menyebutkan jika program ini berjalan selama setahun maka total anggaran yang dibutuhkan Rp82,67 miliar untuk membeli bahan pangan lokal itu.
"Pendapatan Rp82,67 miliar per tahun tak terbayangkan bisa berputar perekonomian di masyarakat pedesaan yang kebanyakan petani," katanya.
Dengan adanya program MBG itu, katanya, dipastikan menguntungkan petani, karena mata rantai penjualan panenan tidak melalui tengkulak atau pengepul.
Begitu juga pelaku usaha penyedia makan gratis atau katering, katanya, bisa berkembang, yang pada akhirnya membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran di daerah tersebut.
Meskipun dana yang dibutuhkan cukup besar, ujarnya, jika program ini dijalankan dengan baik dan melibatkan banyak pihak, maka bisa memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani dan UMKM
Selain itu, memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Kabupaten Lebak.
"Kami mendukung program MBG karena secara langsung dapat memotivasi masyarakat pedesaan untuk menggeluti usaha pertanian sehingga dapat menyerap lapangan pekerjaan," kata alumnus Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta.
Baca juga: Usai uji coba di 114 sekolah, Kota Tangerang siap laksanakan MBG 2025