Sukabumi (ANTARA) - Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cihonje, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang terjadi pada Rabu dini hari mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan.
"Kami masih melakukan pendataan terhadap rumah dan fasilitas umum maupun sosial yang terdampak bencana pergerakan tanah ini," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Rabu.
Informasi yang dihimpun, hingga saat ini ada sekitar 30 unit rumah dan satu masjid yang rusak akibat terdampak bencana pergerakan tanah yang terjadi di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar. Sementara untuk jumlah warga yang terdampak sebanyak 42 kepala keluarga atau sekitar 120 jiwa.
Mayoritas rumah yang terdampak bencana ini rusak pada bagian dinding, lantai pondasi. Bahkan ada sebagian penyintas yang memilih mengungsi ke rumah kerabatnya karena rumahnya terancam ambruk. Kemudian untuk masjid, rusak pada bagian dinding dan pondasi serta terancam ambruk.
Baca juga: 8.717 jiwa di Pandeglang terdampak banjir
Untuk menangani bencana pergerakan tanah ini BPBD Kabupaten Sukabumi berkoordinasi dengan aparat setempat seperti unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cikembar, pemerintah desa, relawan dan lembaga kemanusiaan.
Kemudian melakukan pendataan dampak kerusakan sekaligus mendata kebutuhan darurat yang dibutuhkan oleh warga seperti terpal, tenda, beronjong, sembako dan lainnya. Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa maupun luka dan untuk jumlah warga yang mengungsi masih dalam pendataan.
Bencana pergerakan yang terjadi pada Rabu ini juga melanda tiga kampung di Desa/Kecamatan Bantargadung yakni Kampung Linggaresmi RT 03/06, Kampung Cikarangtawang, RT 01/05 dan Kampung Bantargadunggirang RT 04/03. Namun belum diketahui berapa jumlah rumah maupun fasilitas lainnya yang terdampak karena masih dalam pendataan petugas.
Daeng mengatakan bencana pergerakan tanah diduga tidak hanya dipicu hujan deras, tetapi diduga ada penyebab lainnya. Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga jika kondisi rumahnya sudah tidak layak dan terancam ambruk untuk segera mengungsi dan tidak bertahan di dalam rumah khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
Hingga kini petugas gabungan masih menyiapkan berbagai kebutuhan darurat untuk para penyintas bencana serta mengingatkan warga untuk selalu waspada karena bencana pergerakan tanah masih terus meluas.
Baca juga: Puluhan personel BPBD Tangerang dilatih kemampuan penanggulangan bencana