Lumajang (ANTARA) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengalami empat kali erupsi dengan tinggi letusan mulai 500 meter hingga 900 meter di atas puncak pada Kamis pagi.
"Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.23 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Kemudian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada pukul 00.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik," tuturnya.
Baca juga: Gunung Dukono di Halmahera Utara kembali tunjukkan aktivitasnya
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 02.13 WIB dengan tinggi kolom letusan yang teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 104 detik.
"Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 03.54 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau ketinggiannya 4.476 mdpl," katanya.
Ia menjelaskan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 113 detik.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Baca juga: Penyintas erupsi Gunung Lewotobi keluhkan masalah ISPA
Selanjutnya di luar jarak tersebut masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Gunung Dempo erupsi, BPBD siapkan jalur evakuasi
Kamis pagi, Gunung Semeru empat kali erupsi
Kamis, 28 November 2024 10:36 WIB