Petani Badui Masuki Musim Berdalang Padi Huma
Kamis, 26 Juli 2018 11:01 WIB
Petani petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak sepekan terakhir memasuki musim berladang padi huma dengan melakukan pembabatan semak-semak rerumputan dan pepohonan.
Lebak (Antaranews Banten) - Petani petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak sepekan terakhir memasuki musim berladang padi huma dengan melakukan pembabatan semak-semak rerumputan dan pepohonan.
"Semua sampah pembabatan itu nantinya dibakar untuk dijadikan pupuk organik," kata Santa (45) seorang petani Badui saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Pembukaan berladang petani Badui itu dilakukan secara serentak berdasarkan keputusan adat yang harus direalisasikan, karena jadwal tanam pada September mendatang.
Petani Badui melakukan pembabatan semak-semak rerumputan dan pepohonan dengan membuka hutan.
Limbah sampah itu,kata dia, nantinya dibakar untuk dijadikan pupuk organik untuk menyuburkan lahan pertanian padi huma.
"Kami berharap pembukaan ladang huma itu berjalan lancar dan menghasilkan poduksi pangan," kata Santa.
Pulung (55) seorang petani Badui mengaku dirinya tengah membuka ladang huma seluas 1,5 hektare di lahan perbukitan.
Masyarakat Badui bercocoktanam pangan di lahan-lahan perbukitan karena dilakukan sejak nenek moyang.
Selama ini, pertanian padi huma dengan masa panen selama enam bulan ke depan dijadikan andalan ketahanan pangan keluarga.
Selain itu juga menanam pisang, jagung, pepaya, durian, cabai, jahe dan tanaman keras, seperti albasia, kecapi, jati dan pulai.
"Kami terbantu ekonomi dan pangan dari hasil bercocoktanam ladang dan tidak menggunakan lahan sawah serta cangkul karena dilarang adat itu," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengaku selama ini masyarakat Badui belum ditemukan kerawanan pangan.
Bahkan, saat ini gudang pangan atau "leuit" yang ada di kawasan Badui tercatat 2.000 gudang dengan rata-rata empat ton dan jika dikalkulasi mencapai 8.000 ton.
Selama ini, produksi padi huma tidak dijual sehingga mencukupi untuk kebutuhan konsumsi keluarga.
"Kami mendorong petani Badui terus mengembangkan padi gogo atau padi huma karena menyumbangkan ketahanan pangan itu," katanya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah petani Badui membuka ladang padi huma di lahan adat di kawasan Badui juga lahan milik Perum Perhutani dengan cara menyewa.
Selain itu juga ada yang sistem bagi hasil dengan masyarakat luar sebagai pemilik lahan.
Baca juga: Petani Badui Mulai "Ngasek" Tanam Padi Huma