Kepala BI Banten Ameriza M Moesa, di Serang, Selasa, mengatakan sekolah lapangan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Banten, beberapa waktu lalu ke daerah Jawa Tengah.
"Sekolah lapang ini merupakan kolaborasi dari Bank Indonesia bersama Pemprov Banten dan Pemkot Serang. Kita laksanakan ini karena kami melihat ini adalah suatu program yang sangat strategis di Kota Serang," kata usai peresmian sekolah lapangan.
Baca juga: BI Banten bersama poktan Banten belajar tanam bawang merah di Brebes
Baca juga: BI Banten bersama poktan Banten belajar tanam bawang merah di Brebes
Sekolah lapang ini juga melakukan penerapan teknologi smart farming. Yang diharapkan dapat meningkatkan minat anak mudah untuk bergerak di sektor pertanian.
"Kami juga ingin menarik minat petani milenial dengan melakukan penerapan teknologi smart farming. Dan ini juga akan dapat mengurangi angka pengangguran di Provinsi Banten," katanya.
Pihaknya berharap program ini dapat sukses dan berhasil hingga akhirnya dapat menyerap tenaga kerja mudah, karena saat ini untuk sektor pertanian masih dikerjakan oleh petani usia lanjut di atas 45 tahun.
"Pertanian ini memiliki potensi untuk mengurangi pengangguran di kota Serang. Karena ini sangat strategis, inflasi stabil, petani sejahtera, pertumbuhan ekonomi naik, dan pengangguran turun," katanya.
Terlebih Provinsi Banten saat ini masih menjadi provinsi satu-satunya di pulau Jawa yang mengalami defisit produk hortikultura. Maka ke depan diharapkan defisit semakin berkurang dengan adanya gerakan sekolah lapang ini.
Baca juga: Promprov Banten dukung pengembangan budi daya bawang merah
Baca juga: Promprov Banten dukung pengembangan budi daya bawang merah