Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Khaeriyah di Kampung Bojongloa, Desa Bojongloa, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten, terpaksa belajar di dalam ruangan kelas yang memprihatinkan.
Dari empat ruang kelas yang ada, seluruh kondisinya tampak rusak dan bisa disebut sangat tidak layak untuk digunakan sebagai ruangan belajar. Sebab, fasilitas hingga plafon bangunan sekolah tersebut banyak yang jebol dan atapnya bocor. Bahkan, hampir semua kerangka atap bangunan yang tersusun dari bambu itu juga terlihat lapuk, akibat dimakan usia.
Kondisi tersebut pun membuat sejumlah siswa dan guru selalu was-was, dan takut atap ruang kelas itu roboh menimpa mereka.
"Kerusakan bisa dibilang hampir 80 persen, dengan kondisi atap dan genteng bocor. Apa lagi ketika siswa belajar dan turun hujan semua ruangan banjir bahkan ruangan guru pun ikut banjir," ucap Kepala Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Khaeriyah, Eman Sulaeman di Tangerang, Selasa.
Baca juga: Mengkhawatirkan, bangunan SDN Pasirkadu 1 terdampak Tol Serang-Panimbang
Dia menceritakan, jika kondisi hujan para siswa-siswi MI Al-Khaeriyah, kadang terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman saat berlangsung proses belajar dan mengajar, terkadang mereka mengungsi di rumah penduduk.
"Kita punya empat ruangan dan satu ruangan guru. Semuanya dalam kondisi memprihatinkan, apa lagi ruangan kelas siswa yang dibilang sangat sudah tidak layak lagi," terangnya.
Bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 2000-an ini, kondisinya sangat memprihatinkan dan dapat mengancam keselamatan siswa jika tetap digunakan untuk proses belajar-mengajar.
Sejumlah sarana dan prasarana di sekolah yang digunakan oleh tujuh guru dan 93 murid tersebut butuh perbaikan dari pemerintah setempat.
Rusaknya seluruh ruang kelas dan ruangan kantor guru tersebut telah dilaporkan ke instansi terkait agar segera mendapat perbaikan. Namun hingga delapan tahun lamanya keinginan tersebut belum juga terwujud.
"Setiap tahun kita selalu ajukan proposal untuk perbaikan sekolah ini, tetapi sampai saat ini sama sekali belum ada balasan atau pun perbaikan dari pihak Kementerian Agama (Kemenag) setempat maupun pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Makanya, kadang proses belajar kita lakukan pergantian, bahkan ada ruangan satu dijadikan dua kelas untuk belajar itu," paparnya.
Baca juga: Atap dua ruang kelas SMPN 3 Cikande ambruk sejak tahun lalu
Ia mengaku, setiap tahun angka masuk sekolah di wilayah tersebut cukup tinggi. Akan tetapi dengan kondisi atau situasi sekolah yang tidak layak tersebut, terpaksa pihaknya alihkan ke sekolah lain sebagai menjaga keselamatan para siswanya.
"Setiap tahun siswa-siswi kita berkurang, karena para orang tua khawatir kepada anaknya jika melihat kondisi sekolah seperti itu. Berbeda di tahun lalu, kami bisa menampung sekitar 121 murid. Namun sekarang kita hanya bisa menampung 93 murid saja," ungkapnya.
Dia menambahkan, sebagai upaya membantu masyarakat sekitar yang tidak mampu menyekolahkan anaknya, MI Al-Khaeriyah memberikan biaya serta seragam sekolah gratis kepada mereka.
"Alasannya kami menggratiskan biaya sekolah ini, karena saking banyaknya orang tua murid yang ingin anaknya sekolah jadi kami tampung semua itu, meski dalam kondisi memprihatinkan," ujarnya.
Kendati, pihaknya berharap kepada Kemenag Kabupaten Tangerang serta pemerintah daerah segera membantu dan mengabulkan keinginan mereka untuk memiliki kelas baru segera terlaksana.
"Kami berharap ada pihak terkait yang memang bisa membantu memulihkan kondisi sekolah kami, begitu pula pemerintah agar bisa melihat dan membatu siswa-siswi kami yang memiliki semangat belajar meski dalam kondisi keterbatasan," kata dia.
Baca juga: Pemkot Serang masih lakukan mediasi sengketa lahan SDN Kuranji