Tangerang (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Nurdin mendorong upaya kolaboratif dari seluruh pihak guna mengoptimalkan percepatan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Ia mengatakan kesehatan termasuk ke dalam urusan pelayanan dasar yang wajib untuk dipenuhi, sementara integrasi pelayanan primer tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dan kolaborasi dari berbagai sektor dan pihak-pihak terkait.
"Karena yang namanya integrasi berarti kita harus dapat memberikan layanan yang terbaik dan komprehensif kepada masyarakat di Kota Tangerang," kata Nurdin pada kick off Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kota Tangerang, Rabu.
Ia menjelaskan ILP merupakan upaya penanganan kesehatan terpadu yang berfokus pada langkah-langkah promotif dan preventif.
Baca juga: DPUPR Kota Tangerang percepat perapihan saluran air jalan irigasi sipon
Ia juga meminta agar kegiatan kick off ILP tersebut dapat menjadi momentum bagi Pemkot Tangerang untuk dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kota Tangerang.
"Alhamdulillah, implementasi ILP sejak September tahun lalu sudah diujicobakan di sejumlah puskesmas dan puskesmas pembantu, sehingga dengan adanya kick off ini integrasi dan pelayanan kesehatan yang komprehensif juga dapat berjalan optimal di seluruh fasilitas kesehatan di Kota Tangerang," katanya.
Apalagi, lanjutnya, pemkot juga telah mengupayakan berbagai program yang berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan mulai dari pelatihan hingga pemberdayaan posyandu serta peningkatan 1.097 Posyandu dan 39 puskesmas yang tersebar di 13 kecamatan.
Baca juga: DPUPR Kota Tangerang bangun dua putaran atasi macet di Stasiun Poris
"Termasuk juga upaya promotif dan preventif masalah kesehatan di Kota Tangerang secara 'door to door' melalui program 'cageur' yang telah diluncurkan sejak 2017," katanya.
Selain itu, dirinya juga ingin agar implementasi ILP tersebut tidak hanya memberikan kualitas pelayanan yang komprehensif, namun juga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
"Integrasi ini juga tentunya harus dapat mendekatkan pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Untuk itulah pemberdayaan pustu dan posyandu ini kita lakukan termasuk dengan upaya redistribusi fasos fasum dan community center agar masyarakat semakin banyak pilihan layanan kesehatan yang mencakup ke semua klaster mulai dari dewasa hingga anak-anak dan balita, termasuk juga terkait penanganan stunting," katanya.
Baca juga: 1.145 calon haji asal Tangsel berangkat ke Makkah 16 Mei