Lebak (Antara News) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak hingga kini belum menemukan serangan hama tanaman jagung melalui bantuan program upaya khusus (Upsus) jagung yang digulirkan Kementerian Pertanian.
Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Kabupaten Lebak Itan Oktarianto saat dihubungi di Lebak, Selasa, mengatakan pihaknya sejauh ini belum menemukan adanya serangan hama yang menyerang tanaman jagung.
Petani Kabupaten Lebak tahun 2017 menerima program Upsus jagung dari Kementerian Pertanian seluas 30.000 hektare.
Program Upsus itu untuk mewujudkan swasembada jagung setelah pemerintah menghentikan impor dari luar negeri.
Karena itu, pihaknya bekerja keras untuk melindungi tanaman jagung agar tidak terserang hama penyakit.
Umumnya, kata dia, potensi tanaman jagung terserang hama belalang dengan memakan dedaunan sehingga tidak tumbuh subur.
Kebanyakan tanam jagung terserang hama pada usia tanam antara satu sampai dua pekan.
"Kami akan melakukan pencegahan dengan menyemprotkan pestisida untuk memutus mata rantai hama belalang itu," katanya.
Menurut Itan, pihaknya optimistis Indonesia mampu swasembada jagung karena produksi di Kabupaten Lebak saja bisa menyumbangkan cukup besar dan bisa memasok kebutuhan pasar DKI Jakarta.
Selain itu juga pendapatan ekonomi petani akan meningkat sehingga kehidupan mereka lebih sejahtera.
Apalagi, saat ini harga jagung pipilan di tingkat penampung di atas Rp3.000/Kg.
Saat ini, tanaman jagung yang dikembangkan oleh kelompok tani Kabupaten Lebak tumbuh dengan subur.
Bahkan, kelompok tani di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana memasuki musim panen seluas 270 hektare.
"Kami mendorong petani terus mengoptimalkan pengembangan tanaman jagung,selain tanaman padi dan hortikultura," ujarnya menjelaskan.
Itan mengatakan, kemungkinan panen jagung di Kabupaten Lebak rata-rata 7,0 ton per hektare karena tidak ditemukan serangan hama belelang maupun penyakit lainnya.
Saat ini, petani jagung sudah menerapkan teknologi dengan menggunakan benih unggul juga pupuk berimbang dan terpenuhi sarana produksi (saprodi) dan alat pertanian (alsintan).
Penerapan teknologi itu tentu sangat membantu pencegahan hama belalang maupun penyakit organisme pengaggu tanaman (OPT).
"Kami yakin Indonesia mampu berswasembada jagung dan tidak mendatangkan lagi jagung dari impor," ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, sejumlah kelompok tani di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak mengaku mereka mengembangkan budidaya tanaman jagung itu dari bantuan Kementerian Pertanian.
Penyaluran bantuan jagung varietas hibrida cukup menguntungkan karena tanamannya tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.
Saat ini, petani memasuki panen jagung dan dipastikan dapat menyumbangkan swasembada jagung nasional.
Sebab, produksi jagung di sini sudah ditampung oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Ternak (GPMT).
"Kami berharap panen jagung ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani juga menyumbangkan swasembada jagung," kata Maman (50) seorang petani jagung Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak.