Terkait keinginannya mengembalikan sektor pertanian menjadi primadona, khususnya di Kabupaten Serang Andika menyebut harus dilakukannya strategi jangka pendek dan jangka panjang. Strategi jangka pendeknya adalah membenahi tata niaga komoditas pertanian sehingga petani mendapatkan harga yang menguntungkan setiap kali panen.
"Khusus untuk padi ada daerah di Jawa Tengah saya lupa kabupaten apa, mereka tata niaga hasil panennya dikelola KUD (koperasi unit desa) yang bisa menjamin harga jual gabah mereka bagus. Kita harus pelajari itu dan juga menerapkannya untuk komoditas selain padi," paparnya.
Peran koperasi seperti KUD dimaksud, kata Andika, juga bisa dimaksimalkan untuk urusan hulunya sebagai penyedia pupuk dan benih serta kebutuhan produksi pertanian lainnya. "Kaitan pupuk ini juga harus mulai diproyeksikan agar penggunaan pupuk organik kembali dominan. BUMD (badan usaha milik daerah) seharusnya bisa berperan di sini," jelasnya.
Baca juga: Andika Hazrumy dorong optimalisasi budidaya palawija di Kabupaten Serang
Untuk komoditas non padi, lanjut Andika, upaya membuat harga jual menjadi lebih menguntungkan bagi petani di antaranya adalah dengan melakukan hilirisasi, di mana hasil panen tidak dijual mentah-mentah, melainkan melalui proses pertambahan nilai terlebih dahulu.
Dengan menguntungkannya harga hasil komoditas pertanian melalui tata niaga dan hilirisasi hasil panen serta kemudahan-kemudahan lainnya dalam proses produksinya, Andika yakin sektor pertanian kembali akan menjadi primadona.
"Jadi petani mending ngolah lahannya dari pada dijual untuk perumahan atau industri kalau bertani lebih menguntungkan," imbuhnya.
Sementara itu lanjutnya, strategi jangka panjang yang harus dilakukan adalah dengan melakukan regenerasi profesi petani.
Sebagaimana petani generasi sebelumnya yang sudah banyak beralih profesi, kata Andika, lebih-lebih lagi generasi penerusnya. Saat ini generasi muda cenderung lebih banyak yang memilih untuk menekuni profesi selain petani meski berasal dari keluarga petani. Beruntungnya, lanjut dia, saat ini sudah mulai bermunculan gerakan petani milenial yang merancang cara-cara pertanian modern sehingga bertani menjadi jauh lebih mudah dengan penggunaan teknologi, dan sama menguntungkan dengan profesi-profesi lainnya dengan membuat tata niaga hasil panen sendiri serta melakukan hilirisasi hasil panen-nya.
Baca juga: Andika Hazrumy tawarkan terobosan ketenagakerjaan di Kabupaten Serang
"Wabah petani milenial ini harus disebarluaskan. pemerintah daerah harus turun dengan kebijakan dan program juga anggaran yang bisa mendukung bermunculan-nya petani-petani milenial tadi," ujarnya.
Lebih jauh lagi, kata dia, pemerintah daerah harus pro aktif dalam membidani kelahiran sekolah-sekolah kejuruan pertanian atau kejuruan berbasis profesi di lingkungan di mana sekolah tersebut berada. "Terkait pendirian dan pengelolaannya saya kira memang kewenangan pemerintah pusat melalui kementerian terkait atau pemerintah provinsi ya, tapi pemerintah kabupaten bisa pro aktif mendorong kelahiran sekolah-sekolah kejuruan pertanian dan sejenisnya dengan melakukan pemetaan kebutuhan dan pengajuan," paparnya.
Dengan kombinasi gerakan petani milenial dan lulusan-lulusan sekolah kejuruan pertanian yang terampil, Andika meyakini, sektor pertanian akan kembali menjadi primadona sebagai pilihan profesi bagi generasi muda di masa mendatang.
Baca juga: Andika Hazrumy dorong UMKM di Kabupaten Serang bentuk forum