Jakarta (ANTARA) -
Pasalnya pasukan Bima Sakti itu terhindar dari grup berat yang dihuni oleh kekuatan-kekuatan utama sepak bola dunia. Indonesia menempati Grup A, yang "hanya" dihuni oleh Ekuador, Panama, dan Maroko.
Namun, apa dengan demikian langkah Indonesia akan mudah untuk lolos dari fase grup? Tidak dapat dikatakan demikian, karena ketiga negara asal Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Afrika tersebut jelas juga ingin mendapatkan tiket babak 16 besar.
Baca juga: Bima Sakti percaya diri dengan pemain pilihannya untuk Piala Dunia U-17
Berikut ini tinjauan mengenai lawan-lawan timnas serta potensi timnas Indonesia untuk lolos dari Grup A.
Ekuador
Ekuador yang akan menjadi lawan pertama timnas Indonesia pada laga 10 November mendatang, bukan "anak baru" di Piala Dunia U-17. Berstatus tim peringkat kedua Piala Amerika Selatan U-17, ini merupakan penampilan keenam Ekuador di Piala Dunia U-17.
Mereka memiliki bekal cukup baik sebelum terbang ke Indonesia. Saat menjadi tuan rumah untuk Piala Amerika Selatan U-17, Ekuador hanya kalah dari Brasil di pertandingan final, dan memiliki catatan empat kemenangan, tiga kali imbang, dan satu kali kalah selama turnamen tersebut.
Ekuador U-17 diarsiteki oleh pelatih lokal Diego Martinez, yang telah menduduki posisinya sejak Juli 2022 silam.
Di level internasional, Martinez belum memiliki banyak pengalaman. Sebelum menangani Timnas Ekuador U-17, Martinez merupakan pemandu bakat di klub Independiente Del Valle dan LDU, namun racikannya hingga mampu membawa Ekuador menduduki peringkat kedua di Piala Amerika Selatan U-17 April silam, jelas tidak dapat diremehkan.
Salah satu pemain yang layak mendapatkan perhatian di Timnas Ekuador adalah penyerang LDU Michael Bermudez. Bermudez dapat menghadirkan dimensi serangan yang bervariasi saat memperkuat timnas Ekuador U-17.
Ia mengoleksi empat gol pada Piala Amerika Selatan U-17 silam, dan saat ini disebut-sebut tengah didekati sejumlah klub Eropa, termasuk Borussia Dortmund.
Sejauh ini, dari lima kali penampilannya di Piala Dunia U-17, Ekuador dua kali mampu lolos ke fase delapan besar. Tentu saja pada partisipasi kali ini, Ekuador bertekad memperbaiki catatannya dengan lolos ke empat besar untuk pertama kalinya.
Baca juga: Piala Dunia U-17, Chelsea sumbang pemain terbanyak untuk Inggris
Panama
Catatan partisipasi Panama di Piala Dunia U-17 belum sementereng Ekuador, namun mereka juga bukan anak baru dengan keikutsertaan ketiga kalinya di perhelatan akbar para pemain muda ini.
Kekuatan sepak bola Panama sendiri saat ini tengah mengalami kebangkitan. Timnas senior mereka melakukan debutnya pada Piala Dunia 2018 silam, sebelum kemudian timnas putrinya juga akan tampil pada Piala Dunia Putri 2023.
Namun penampilan Panama di Piala Dunia U-17 merupakan pertama kalinya setelah absen selama satu dekade. Sebelumnya Panama mencapai 16 besar saat melakukan debutnya pada 2018, saat mereka disingkirkan tuan rumah Meksiko. Sedangkan pada 2020, Panama gagal lolos dari fase grup.
Panama lolos ke Piala Dunia U-17 dengan menjadi semifinalis Piala CONCACAF U-17 Februari silam. Mereka tidak mengalami kendala untuk lolos fase grup turnamen itu, dan menang atas Kuba pada 16 besar sebelum menang 2-1 atas Honduras pada delapan besar.
Langkah Panama di turnamen tersebut terhenti akibat takluk dari tim yang kemudian menjadi juara, Meksiko, pada semifinal.
Panama akan dilatih oleh pelatih kelahiran Amerika Serikat Mike Stump saat berlaga di Piala Dunia U-17.
Stump tercatat pernah melatih sejumlah klub papan atas Panama dan mengambil kendali kepelatihan timnas U-17 pada 2022 lalu.
Salah satu pemain yang tampil menonjol di Piala CONCACAF U-17 dari Panama adalah Kevin Walder. Pada ajang tersebut, Walder mengoleksi empat gol dan mencuri perhatian banyak orang dengan olah bola dan kemampuan penyelesaiannya.
Walder juga menjadi satu-satunya pemain Panama yang terpilih masuk ke dalam team of the tournament Piala Dunia U-17.
Baca juga: Piala Dunia U-17 dinilai dongkrak pariwisata nasional
Maroko
Dibandingkan Ekuador dan Panama, catatan penampilan Maroko di Piala Dunia U-17 tidak sementereng kedua negara sebelumnya. Maroko baru satu kali tampil di ajang ini, yakni pada 2013 silam.
Saat itu Maroko memuncaki klasemen grup yang dihuni oleh Uzbekistan, Kroasia, dan Panama, sebelum kemudian disingkirkan Pantai Gading pada fase 16 besar.
Maroko berhak mengikuti Piala Dunia U-17 setelah menjadi tim peringkat kedua Piala Afrika U-17 2023 di Aljazair awal tahun ini. Maroko memuncaki klasemen grup mereka yang diisi oleh Nigeria, Afrika Selatan, dan Zambia.
Mereka kemudian mengalahkan tuan rumah Aljazair di perempat final, dan Mali di semifinal lewat adu penalti. Namun pada laga final, Maroko ditaklukkan Senegal dengan skor 1-2 meski sempat memimpin selama 80 menit.
Pelatih Timnas Maroko U-17 Said Chiba bukan nama baru di kalangan sepak bola negara Afrika Utara itu. Chiba pernah memperkuat Timnas Maroko sebanyak 40 pertandingan, sebelum kemudian menjadi pelatih.
Ia memulai karier kepelatihannya ci Qatar Sports Club dan kemudian bekerja sebagai asisten Ezzai Badou di timnas senior Maroko. Ia kemudian pernah melatih sejumlah klub Maroko seperti Chahab Rif Al-Hoceima, Nahdat Zemamra, dan Olympique Safi sebelum menjalankan tugasnya di timnas U-17 saat ini.
Chiba telah memperlihatkan kemampuannya dalam mengasuh para pemain muda, melindungi mereka dari tekanan berat saat Piala Afrika U-17 lalu. Ia juga mampu mengombinasikan bakat-bakat lokal dengan sejumlah pemain Maroko yang berkiprah di luar negeri.
Untuk pemain, Maroko beruntung memiliki banyak pemain yang dapat diandalkan untuk mengisi timnas junior sebelum kemudian naik kelas ke level senior. Dua contoh termudah adalah Sofyan Amrabat dan Ahmed Reda Tagnaouti yang membela Timnas Maroko di Piala Duia U-17 satu dekade silam.
Sedangkan salah satu pemain yang mendapat banyak perhatian di tim Maroko U-17 saat ini adalah kiper Taha Benrhozil. Kiper didikan Mohammed VI Academy ini telah membuktikan ketenangan dan refleksnya berbuah hasil bagus saat tampil di Piala Afrika U-17.
Baca juga: Erick Thohir sebut Stadion GBT 100 persen layak untuk Piala Dunia U-17
Indonesia
Dikepung tim-tim yang lebih berpengalaman dan memiliki bekal prestasi, Indonesia yang lolos ke Piala Dunia U-17 dengan status tuan rumah dipastikan akan mendapat banyak ujian berat.
Walau demikian, sepak bola Indonesia belakangan ini sedang menikmati kebangkitan-kebangkitan kecil setelah bertahun-tahun terpuruk. Timnas Indonesia mengakhiri puasa medali emas selama bertahun-tahun berkat keberhasilan di SEA Games 2023 serta mampu lolos ke Piala Asia tahun depan.
Timnas U-23 Indonesia juga telah memastikan lolos ke Piala Asia U-23 2024. Itu merupakan pertama kalinya timnas Indonesia lolos ke turnamen tersebut.
Timnas Indonesia U-17 ditangani oleh pelatih Bima Sakti, yang telah mengasuh tim itu sejak 2019. Sebagai pelatih, Bima memang belum pernah mengantarkan tim-tim asuhannya untuk menjadi juara, namun hubungan yang baik dengan anak-anak asuhnya mungkin dapat menjadi modal Bima untuk mendongkrak prestasi tim.
Untungnya pelatih Bima memiliki kapten Muhammad Iqbal Gwijangge yang dapat menjadi kepanjangan tangannya di lapangan. Iqbal yang merupakan pemain bertahan telah memiliki cukup banyak pengalaman di usianya yang masih muda.
Pelatih Bima juga akan mendapat dukungan dari sejumlah pemain yang berkiprah di luar negeri seperti Welber Jardim (Sao Paulo) dan Amar Brkic (TSG Hoffenheim), sehingga menarik melihat Bima meracik perpaduan bakat-bakat lokal dan pemain keturunan.
Baca juga: Ini pesan Erick Thohir untuk Timnas Indonesia U-17
Peluang lolos ke putaran 16 besar:
Dengan melihat statistik, dapat dikatakan bahwa dua tim yang berpeluang besar lolos ke fase selanjutnya adalah Maroko dan Ekuador sebagai juara grup dan tim peringkat kedua.
Namun bukan berarti peluang Indonesia untuk lolos dari grup menjadi nol. Sebanyak empat tim peringkat ketiga terbaik di fase grup masih berpeluang lolos ke 16 besar, maka seandainya Indonesia mampu memberi kejutan pada laga pertama melawan Ekuador dan pertandingan kedua melawan Panama, kans Indonesia untuk melangkah ke tahap berikutnya masih terjaga.
Jadwal Grup A Piala Dunia U-17 2023:
10 November:
Panama vs Maroko (Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya)
Indonesia vs Ekuador (Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya)
13 November:
Maroko vs Ekuador (Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya)
Indonesia vs Panama (Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya)
16 November
Maroko vs Indonesia (Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya)
Ekuador vs Panama (Stadion Manahan, Solo)
Baca juga: Ini pembagian grup dan jadwal lengkap Piala Dunia U-17 2023
Mengenal calon lawan Indonesia di Piala Dunia U-17
Minggu, 5 November 2023 13:28 WIB