Pengusaha rajungan kupas Markani di Serang, Banten, Rabu, mengaku sudah menggeluti usaha rajungan kupas sejak 1997.
Markani menjelaskan, sebelumnya ia hanya ikut kepada orang lain, namun sejak 15 tahun lalu akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sendiri.
"Untuk usaha ngupas rajungan itu dari tahun 1997, awalnya saya ngikut orang lain dulu sampe akhirnya memutuskan untuk membuka usah sendiri," katanya.
Baca juga: Industri Fair 2023 perkuat investasi dan ekspor di Banten
Baca juga: Industri Fair 2023 perkuat investasi dan ekspor di Banten
Markani mengatakan, rajungan kupas tersebut untuk kebutuhan ekspor ke berbagai negara seperti China dan Amerika. Namun, dirinya tidak langsung melakukan ekspor mandiri karena hanya sebagai supplier atau miniplant.
Rajungan yang telah dikupas tersebut selanjutnya akan dikirim ke perusahaan di daerah Bogor yang nantinya akan diolah kembali sebelum diekspor.
"Rajungan kupas ini untuk kebutuhan ekspor ke berbagai negara seperti China dan Amerika. Tapi kalau yang ekspor bukan saya, saya hanya supplier," katanya menjelaskan.
Markani menyebutkan, hanya memiliki kekuatan produksi 2-3 kwintal rajungan mentah untuk dikupas dalam waktu satu hari. Akan tetapi, meskipun hanya memiliki kekuatan produksi paling banyak 3 kwintal, pihaknya tetap menerima rajungan dari nelayan dan jika tidak selesai dikupas dalam satu hari, maka akan dilanjutkan esok hari.
"Paling kekuatan produksi itu 2-3 kwintal sisanya untuk besok soalnya gak mungkin selesai. Kalau nerima ya tergantung nelayan," ungkapnya.
Baca juga: Nilai transaksi ekspor Kota Tangerang capai 2,70 miliar dolar AS
Baca juga: Nilai transaksi ekspor Kota Tangerang capai 2,70 miliar dolar AS
Markani, mengatakan untuk harga rajungan sudah terjun bebas sejak COVID-19 melanda. Sebelum pandemi harga rajungan mencapai angka Rp500 ribu perkilogram, namun saat ini harga rajungan hanya berkisar pada angka Rp280-300 ribu perkilogram.
"Harga sudah ambruk semenjak pandemi, sekarang rata-rata Rp280-300 ribu perkilogram," katanya.
Markani menambahkan dari 2 kwintal rajungan mentah, hanya akan menghasilkan daging rajungan seberat 50kg. Perbandingannya yaitu 3,5 kg rajungan mentah hanya akan menghasilkan 1kg daging rajungan.
Markani juga mengungkapkan, ketika cuaca sedang bagus ataupun kemarau, hasil tangkapan nelayan rajungan akan mengalami penurunan. Akan tetapi jika cuaca sedang buruk, maka tangkapan rajungan nelayan akan meningkat.
"Untuk produksi 2 kwintal sehari, mulai produksi jam 09.00-17.00 WIB, jumlah karyawannya sendiri ada 13 orang pengupas rajungan," pungkas dia.
Baca juga: Ikan pelagis asal perairan selatan Banten tembus pasar ekspor
Baca juga: Ikan pelagis asal perairan selatan Banten tembus pasar ekspor