Sedikitnya 90 desa yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten mengalami krisis air bersih sejak dua bulan terakhir dampak musim kemarau berkepanjangan.
"Kita hingga kini masih terus mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang dilanda kekeringan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama di Lebak, Senin.
Masyarakat yang mengalami krisis air bersih diantaranya berada di Kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten, Wanasalam, Cilograng, Leuwidamar, Cihara, Bayah, Gunungkencana, Kalanganyar, Banjarsari, Panggarangan, Cileles, Cijaku, Cipanas, Curugbitung, Cijaku, Cibeber, Cileles, dan Cibadak.
Masyarakat yang mengalami krisis air bersih diantaranya berada di Kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten, Wanasalam, Cilograng, Leuwidamar, Cihara, Bayah, Gunungkencana, Kalanganyar, Banjarsari, Panggarangan, Cileles, Cijaku, Cipanas, Curugbitung, Cijaku, Cibeber, Cileles, dan Cibadak.
Masyarakat yang terkena krisis air bersih tersebut disebabkan sumur bawah tanah dan sumur pompa mengalami kekeringan.
Baca juga: BPBD Lebak sudah distribusi air bersih 800.000 liter di 21 kecamatan
Baca juga: BPBD Lebak sudah distribusi air bersih 800.000 liter di 21 kecamatan
Masyarakat Kabupaten Lebak yang dilanda krisis air bersih itu terpaksa mencari menggunakan jasa ojek sepeda motor ke aliran sungai yang terdapat banyak air. Selain itu, juga ke sumber mata air di kawasan hutan yang ada untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK).
"Kami mendistribusikan air bersih hingga awal Oktober 2023 hampir mencapai satu juta liter," katanya menambahkan.
Menurut dia, pendistribusian air bersih yang dilakukan pada masyarakat sejak ditetapkan status darurat kekeringan pada Agustus dan berakhir 5 Oktober 2023.
Baca juga: Kemarau belum berakhir, sejumlah warga di Lebak cari air bersih ke hutan
Baca juga: Kemarau belum berakhir, sejumlah warga di Lebak cari air bersih ke hutan
Pendistribusian air bersih itu tidak membeli ke PDAM setempat, hanya dibebankan biaya bahan bakar minyak (BBM) kendaraan tangki dari anggaran BPBD setempat.
"Kami komitmen pendistribusian air bersih terus dilakukan sepanjang masyarakat memenuhi persyaratan untuk pengajuan air bersih," kata Febby.
"Kami komitmen pendistribusian air bersih terus dilakukan sepanjang masyarakat memenuhi persyaratan untuk pengajuan air bersih," kata Febby.
Sementara warga Sajira Kabupaten Lebak Sukri (40) mengaku masyarakat yang menerima pendistribusian air bersih dari BPBD setempat cukup terbantu untuk keperluan MCK selama tiga hari ke depan.
"Pasokan air bersih yang diterima itu cukup tiga hari ke depan untuk MCK," kata Sukri.
Baca juga: Pemkot Tangerang imbau pegawai respons potensi bencana kekeringan
Baca juga: Krisis air bersih di Kabupaten Tangerang terus meluas