Serang (Antara News) - Ali Mujahidin secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Al-Khairiyah Periode 2016 - 2021, melalui rapat pleno Muktamar IX Al-Khairiyah, di Cilegon.
"Tantangan terbesar kita adalah menjadikan Al-Khairiyah sebagai Ormas Islam Nasional. Target saya kedepan bisa memiliki perwakilan 50 persen plus satu di setiap provinsi se-Indonesia, sehingga Al-Khairiyah mampu berperan bersanding dengan ormas Islam lainnya," kata Ali Mujahidin di Cilegon, Minggu.
Ali Mujahidin satu-satunya bakal calon yang lolos verifikasi persyaratan yang telah ditentukan dalam sidang pleno Muktamar, sehingga secara aklamasi laki-laki yang akrab disapa Mumu tersebut mendapatkan amanah memimpin Ormas Islam yang sudah berdiri sejak tahun 1925 ini.
Ali Mujahidin dalam sambutannya mengatakan, memimpin Al-Khairiyah merupakan kegugupan yang luar biasa karena mengemban amanah yang sangat besar jika dibandingkan memimpin organisasi yang sudah pernah dijalaninya.
Diketahui, Ali Mujahidin dalam Muktamar ke-IX Al-Khairiyah yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo pada Sabtu (22/10), terpilih menjadi Pengurus Besar Al-Khairiyah menggantikan Hikmatullah Syam'un yang telah menjadi Ketua Umum PB Al-Khairiyah selama 2 periode sejak tahun 2005.
Presiden Joko Widodo hadir di hari ke dua muktamar Al-Khairiyah didampingi Gubernur Banten Rano Karno, sebelum membuka Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren (Pospenas) ke-VII di Kota Serang, Sabtu malam.
Dalam sambutannya pada Muktamar Al-Khairiyah Presiden Joko Widodo bicara persoalaan pungli atau pengutan liar. Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi menjelaskan persoalan pungli dan upaya pencegahannya kepada para peserta Muktamar Al-Khairiyah.
Menurut Presiden, kebiasaan pungli di Indoneia sudah sangat menggerogoti mental dan karakter anak bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya daya saing Indonesia dengan Negara-negara tetangga. Menurut dia, meski kita harus terlihat akrab dengan negara-negara tetangga, hakikatnya negara-negara tetangga tersebut adalah 'competitor' yang harus diwaspadai.
Kaitannya dengan hal itu, Presiden Jokowi berharap Al-Khairiyah yang lembaga pendidikannya tersebar di nusantara bisa berperan aktif untuk memperbaiki nilai-nilai karakter anak bangsa melaui pendidikan yang diberikan kepada anak bangsa.