Jakarta (ANTARA) - Wihara Toasebio merupakan tempat ibadah yang tak asing lagi di kalangan etnis Tionghoa kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat kini menginjak usia 272 tahun.
Wihara yang sekarang bernama Wihara Dharma Jaya Toasebio dan merupakan salah satu bangunan ibadah tertua di Jakarta.
Perayaan HUT ke-272 dilangsungkan pada Minggu (9/7) petang hingga tengah malam. Ribuan pengunjung pun memadati wihara yang terletak di Jalan Kemenangan III, Kelurahan Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat itu.
Perayaan hari ulang tahun kali ini disimboliskan dengan sembahyang di altar utama dan pemotongan tumpeng bersama para umat yang hadir.
Selain perayaan Ulang Tahun yang ke 272, turut dirayakan hari Sejit Y.M. Kongco Cheng Goan Cheng Kun dan Y.M. Kongco Tian Kauw Ciong Kun. Dimulai dari Sabtu (8/7) dengan diadakan bakti sosial pengobatan bagi pengunjung yang hadir dan seminar sejarah Y.M. Kongco Cheng Goan Cheng Kun dan Wihara Toasebio.
Pada perayaan ulang tahun kali ini Wihara Dharma Jaya Toasebio menyediakan santap makan malam untuk 1.050 pengunjung yang datang dengan iringan hiburan kebudayaan Gambang Kromong, atraksi Barongsai, dan pertunjukan seni lainnya.
“Semoga melalui acara ini seluruh pengurus, umat, dan masyarakat di sekitar Wihara bertambah Pheng An, bahagia, dan rukun” ujar Ketua Pengurus Yayasan Toasebio Arifin Tanzil dalam keterangan tertulis, Rabu.
Puncak perayaan pada Senin (10/7) dibuka dengan kebaktian bersama Bhikkhu sangha, dilanjutkan makan malam bersama seluruh pengunjung dan berbagai pertunjukan kebudayaan lainnya.
Bhante Aryamaitri Mahasthavira bersama sejumlah Bhikkhu Sangha dari Wihara Ekayana Arama mengadakan pembacaan parita, blessing dan pemotongan kue ulang tahun.
Acara ini dihadiri oleh sebagian besar umat Wihara Dharma Jaya Toasebio.
Selain itu hadir pula Ketua Umum Dharmapala Nusantara Kevin Wu beserta dengan tokoh lainnya yaitu Hendra B Sjarifudin serta segenap pengurus Yayasan Dharma Jaya Toasebio.
"Sebagai penjaga dan pelestari Dharma, Dharmapala Nusantara saya mendukung kegiatan semacam ini. Perayaan yang disertai dengan berbagai kegiatan positif seperti ini harus dilestarikan dan lebih sering dilaksanakan di kelenteng-kelenteng lainnya. Hal ini bertujuan memberikan pemahaman kepada umat maupun pengunjung sehingga lebih bersemangat dalam memperdalam Dharma dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kevin Wu.
Jejak Wihara Toasebio Wihara Dharma Jaya Toasebio awalnya bernama Kelenteng Toasebio dengan altar utamanya Y M Kongco Cheng Goan Cheng Kun dan Kongco Tian Kauw Ciong Kun. Berdiri sejak tahun 1751.
Pemilik awal dari Wihara Toasebio adalah Alm Tan Soen Hok, Alm Tan Sioe Liong dan Alm Tan Khong Tin (Ferdinand Kenchana Jaya).
Wihara bersejarah ini selanjutnya dikelola oleh Yayasan Dharma Jaya Toasebio yang didirikan oleh Ferdinand Kencana Jaya, Husin Buntara Sjarifudin, Husen Buntara Sjarifudin, Agustinawati S.A, Rachman Santosa, Lauw Kiong Hoa, Wong Sem Fie, Harjanto W, SmHk, dan Mujadin Pangestu.
Dengan terbentuknya yayasan tersebut, maka oleh Alm Tan Khong Tin (Ferdinand Kenchana Jaya) bersama dengan Alm Tan Sioe Liong, tanah dan bangunan yang ada di Wihara Toasebio dihibahkan ke Yayasan Dharma Jaya Toasebio.
Dan sertipikat tanah area Wihara Toasebio menjadi atas nama Yayasan Dharma Jaya Toasebio.
Melalui yayasan, maka dimulailah pembangunan Wihara Dharma Jaya Toasebio secara bergotong royong dengan bantuan dana dari para donatur dari umat Wihara Toasebio.
Tempat ibadah Wihara Toasebio injak usia 272 tahun
Rabu, 12 Juli 2023 19:05 WIB