Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menjamin stok pangan di daerah ini relatif aman selama 10 bulan ke depan dengan produksi beras 159.689 ton dari hasil budidaya tanaman padi.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Minggu, mengatakan persediaan pangan dipastikan aman untuk 10 bulan ke depan karena produksi beras terjadi kenaikan dari sebelumnya Mei 2023 tercatat 149.747 ton dan awal Juni menjadi 159.689 ton.
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak minta warga waspadai musim pancaroba cegah bencana
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak minta warga waspadai musim pancaroba cegah bencana
Dari produksi 159.689 ton itu konsumsi beras untuk masyarakat Kabupaten Lebak dengan penduduk 1,4 juta jiwa rata-rata 143.038 ton/tahun atau 11.920 ton/bulan, sedangkan penyerapan beras sampai Mei 2023 sebanyak 47.679 ton.
Dengan demikian,sisa produksi beras yang ada di masyarakat sebanyak 112.010 ton atau surplus untuk kebutuhan konsumsi selama 10 bulan ke depan.
"Kami menjamin ketersediaan pangan di daerah ini relatif aman dan tidak ada," katanya menjelaskan.
Deni mengatakan pemerintah daerah menargetkan angka tanam pada Juni 2023 seluas 13 ribu hektare, sehingga petani agar melakukan gerakan percepatan tanam, terlebih saat ini curah hujan masih berlangsung musim pancaroba atau musim peralihan dari hujan ke musim kemarau.
Kemungkinan besar musim kemarau di wilayah Kabupaten Lebak akan terjadi Juli -November 2023.
Karena itu, pemerintah daerah sudah menyiagakan bantuan pompanisasi untuk petani sebanyak 220 unit guna mengatasi kekeringan.
"Kami terus melakukan pembinaan agar gerakan tanam di musim kemarau itu bisa menghasilkan produksi pangan," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Ahmad mengatakan petani di sini sudah melakukan gerakan tanam padi guna mendukung produksi pangan dan peningkatan ekonomi di daerah itu.
Gerakan tanam di wilayahnya ditargetkan akhir Juni 2023 sudah melakukan tanam secara serentak seluas 50 hektare.
Mereka petani jika tanam akhir Juni dipastikan panen awal September 2023 dengan masa panen 110 hari setelah tanam.
Namun, petani melakukan gerakan tanam itu menggunakan benih tahan terhadap kekeringan,sebab dipastikan Juli mendatang dilanda kemarau panjang
Karena itu, pihaknya menggunakan benih tahan kekeringan juga mengoptimalkan pompanisasi untuk menyedot air dari Sungai Ciberang.
"Kami berharap melalui gerakan tanam dapat menghasilkan produksi pangan dan peningkatan ekonomi,"kata Ahmad.