Pemerintah Kabupaten Lebak Provinsi Banten menyiapkan pompa untuk mengalirkan air ke sawah saat musim kemarau agar petani dapat tetap menanam padi.
"Kami menyiapkan sekitar 2.500 pompa air milik pemerintah dan kelompok tani," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat.
Potensi areal persawahan di Kabupaten Lebak yang terancam kekeringan seluas 27.159 hektare. Area tersebut merupakan lahan tadah hujan tanpa jaringan irigasi dan tersebar di 28 kecamatan.
Baca juga: Petani Lebak berharap bantuan pemerintah atasi kerusakan pompa air
Baca juga: Petani Lebak berharap bantuan pemerintah atasi kerusakan pompa air
Petani di daerah itu tidak dapat menanam padi selama musim kemarau jika tidak ada aliran menggunakan pompa air.
Karena itu, pemerintah daerah melakukan intervensi dengan menyalurkan bantuan ketersediaan pompa air agar musim kemarau bisa tanam dan menyumbangkan produksi pangan.
"Kami memastikan pompa air itu sebanyak 2.500 unit dari bantuan pemerintah juga milik kelompok tani dan kebanyakan kapasitas 4 inci/unit dengan mengaliri areal sawah hingga tujuh hektare/unit," katanya.
Deni menyebutkan,luas lahan sawah di Kabupaten Lebak 51.291 hektare, namun tercatat 27.159 hektare masuk kategori sawah tadah hujan tanpa memiliki jaringan irigasi.
Petani yang sawahnya tidak memiliki infrastruktur irigasi tetap menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan pompa air agar tanaman padi teraliri air.
Petani di wilayah itu menggunakan pompa untuk menyedot air dari sumber air yang ada di sekitar, seperti sungai, kali dan embung.
Selain itu jika di wilayah yang tidak memiliki sumber air maka menggunakan sistem pengeboran dengan pompa pantek.
Begitu juga alternatif lain, kata dia, pihaknya
selalu mengimbau petani agar bisa beralih pola tanam jika musim kemarau lebih cocok ditanami hortikultura dan sayuran.
Sebab tanaman hortikultura dan sayuran tersebut tidak memerlukan pasokan air banyak.
"Kami berharap petani saat musim kemarau tetap bisa menghasilkan produksi pangan dan pendapatan ekonomi," katanya.
Ketua Kelompok Tani Sukamulya Citeras Kabupaten Lebak Arsyad (45) mengaku dirinya bingung dan merasa tanggung memasuki musim tanam pada awal Mei 2023 mulai kemarau, sehingga berpotensi dilanda kekeringan.
Selama ini, petani masih jika melakukan tanam dengan mengandalkan aliran air Kali Ciriwet, karena tidak memiliki jaringan irigasi.
Namun kondisi kemarau, dipastikan kali tersebut debut airnya menyusut dan tidak bisa dilakukan penyedotan melalui pompa air.
Kemungkinan besar petani di sini seluas 50 hektare dengan cara melakukan pengeboran sumur melalui pompa pantek agar bisa teraliri, sehingga petani bisa menghasilkan produksi pangan.
Namun, pengeboran sumur dengan pompa pantek terkendala dana karena bisa mengeluarkan biaya hingga puluhan juta rupiah.
"Kami akan melaporkan ke pemerintah daerah agar dapat bantuan pompa pantek, karena yang ada jumlahnya lima unit sehingga perlu penambahan lima unit lagi," katanya.