Lebak (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, akan membangun plaza komoditas produk unggulan daerah pada 2016 untuk menghadapi pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Kami optomistis produk unggulan daerah bisa bersaing dengan produk luar negeri," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak Dedi Lukman Indepur di Lebak, Senin.
Kehadiran plaza komoditas tersebut guna memudahkan pemasaran juga dapat mendorong pendapatan ekonomi masyarakat sebab produk unggulan Lebak memiliki nilai jual cukup tinggi dan siap bersaing di pasar tunggal itu.
Bahkan, beberapa produk komoditas daerah mampu menembus pasar ekspor.
Karena itu, pemberlakuan pasar bebas MEA Desember mendatang diharapkan produk-produk daerah bisa merebut pasar domistik maupun ASEAN.
Pembangunan plaza komoditas itu merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi pasar bebas MEA.
"Kita terus meningkatkan kualitas produk unggulan daerah agar masyarakat mencintai produk dalam negeri," katanya.
Menurut dia, plaza komoditas itu nantinya akan menampung semua produk unggulan daerah, seperti sate bandeng, emping, gula semut, gula cetak, abon ikan, makanan tradisional dan kerajinan anyaman bambu.
Di samping itu juga produk hortikultura, buah-buahan, diantaranya manggis, durian, pisang, salak, jeruk, melon, rambutan, semangka dan dan anggur.
Pembangunan plaza tersebut lokasinya bekas pasar buah Mandala dan sangat strategis karena berada di jalur Rangkasbitung-Pandeglang.
"Kami berharap plaza ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Selama ini, kata dia, produk unggulan komoditas daerah mengalami kendala, di antaranya kesulitan dalam pemasaran karena tidak adanya dukungan pangsa pasar itu.
Selain itu juga terbatasnya permodalan sehingga para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berjalan di tempat.
Pemerintah mendorong pembangunan plaza komoditas unggulan daerah bisa mendatangkan pengunjung dari warga domistik maupun negara-negara ASEAN.
"Kami berharap plaza komoditas ini dapat mengangkat pelaku UKM agar produknya diminati pasar bebas ASEAN," katanya.
Anwar, seorang perajin gula aren warga Sobang, Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan plaza komoditas produk unggulan tersebut guna mendorong ekonomi masyarakat.
Selama ini, kata dia, mereka perajin bingung untuk memasarkan produk gula aren karena tidak adanya pasar itu.
Akibatnya, ujar dia, mereka para perajin menjual gula aren ke tangan tengkulak.
"Kami berharap plaza itu bisa direalisasikan tahun depan dengan lancar sesuai target pemerintah daerah," katanya.