Lebak (Antara News) - Ribuan warga Banten Selatan menggelar ritual "Seren Taun" sebagai bentuk syukuran atas hasil panen yang diperoleh selama satu tahun.
Perayaan adat tersebut membawa berbagai hasil bumi berkeliling lapangan diringi alunan musik tradisional angklung dan gendang.
"Kami tahun ini produksi hasil pertanian pangan melimpah," kata Tetua Adat Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Abah Usep Suyatma, Minggu.
Selama ini, masyarakat Banten Selatan setiap tahun menyelenggarakan perayaan "Seren Taun" sebagai budaya dan ungkapan rasa syukur atas segala hasil pertanian dalam bentuk panen padi, pisang, cengkih dan berbagai hasil pertanian.
Perayaan simbol kemakmuran ini dilaksanakan setelah musim panen raya dan warisan peninggalan nenek moyang.
Pelaksanaan upacara adat di kesepuhan Cisungsang sudah berlangsung ratusan tahun , hingga saat ini masih tetap dipertahankan.
Sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut bertani menanam padi di sawah dengan hasil panen satu kali dalam satu tahun.
Hasil panen selama satu tahun sekali tersebut, mereka disimpan dalam lumbung atau leuit yang terletak di pinggir rumah warga untuk mencukupi kebutuhan makan hingga musim panen berikutnya.
"Warga di sini belum pernah terjadi kerawanan pangan karena lumbung pangan bisa bertahan hingga panen mendatang," katanya.
Menurut dia, upacara ritual "Seren Taun" tersebut dilangsungkan selama tiga hari diisi dengan berbagai hiburan seperti pagelaran musik dangdut dan tradisional, wayang golek serta berbagai perlombaan.
"Kami tetap melaksanakan budaya "Seren Taun" itu karena memiliki makna bagi masyarakat adat," katanya.
Pelaksanaan ritual "Seren Taun" juga dihadiri Gubernur Banten Rano Karno, Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah, Sekretaris Daerah (Sekda) Banten Ranta Suhara juga Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi.
"Kami berharap ke depan produksi pangan melimpah dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.