Tanaman ubi kayu atau singkong di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten masih menjadi andalan ekonomi petani dan dapat memasok ke Tangerang, Jakarta dan Lampung.
"Kita hingga kini budidaya tanaman singkong masih menjadi andalan ekonomi petani, selain tanaman padi sawah,"kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
Baca juga: Nelayan di Kabupaten Lebak tak melaut akibat gelombang tinggi hingga empat meter
Baca juga: Nelayan di Kabupaten Lebak tak melaut akibat gelombang tinggi hingga empat meter
Produksi ubi kayu di Kabupaten Lebak sejak Januari- Oktober 2022 mencapai 30 ribu ton, sehingga dapat menggulirkan pendapatan ekonomi Rp120 miliar dengan harga rata-rata Rp4.000/ kilogram.
Perguliran Rp120 miliar dipastikan tingkat kesejahteraan petani relatif baik dan mereka mampu membangun rumah hingga menunaikan ibadah haji.
Mereka petani menanam jagung, selain di lahan sendiri juga milik Perusahaan BUMN, seperti Perkebunan, Perhutani dan Hak Guna Pakai (HGU) dan Perusahaan Besar Swasta (PBS) dengan pola tanam tumpang sari.
Selain itu juga ribuan hektare lahan perusahaan milik pengembang perumahan di Kecamatan Maja, Sajira dan Curugbitung.
Produksi singkong dari Kabupaten Lebak itu dipasok ke Tangerang dan Jakarta untuk dikonsumsi penganan keluarga dan pelaku usaha kripik dan makanan camilan.
Sedangkan, ujar dia, singkong untuk dijadikan bahan tapioka dipasok ke Lampung.
"Kita hampir pekan produksi singkong di sini ke luar daerah dengan menggunakan kendaraan pick up dan colt diesel," katanya.
Menurut dia, pendapatan ekonomi petani dari hasil panen singkong seluas satu hektare dengan produktivitas 10 ton bisa mencapai Rp40 juta.
Saat ini, kata dia, harga singkong di tingkat penampung Rp4.000/kilogram.
Pendapatan petani singkong sebesar Rp40 juta itu selama tanam 10-12 bulan.
Dengan demikian, pihaknya
mengajak petani agar terus memperluas pertanian ubi kayu, karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Bahkan, saat ini untuk perusahaan tapioka di Lampung masih kekurangan pasokan singkong.
"Kami mendorong petani terus meningkatkan produksi karena menyumbangkan pendapatan ekonomi itu," kata Deni.
Sementara itu, seorang penampung ubi kayu di Kabupaten Lebak Sobari (55) mengatakan, pihaknya setiap hari menampung singkong dari petani Kecamatan Maja dan Curugbitung dengan menerima harga Rp4.000/kg.
Pasokan singkong dari petani itu sebanyak dua ton/ hari dan dipasok ke Tangerang untuk dijadikan makanan olahan oleh pelaku usaha kerajinan aneka makanan.
"Kami menjual singkong itu,selain pasar juga pelanggan tetap," katanya.