Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mendorong menggunakan Biosaka pada tanam padi Oktober-Desember 2022 guna efesiensikan usaha tani dengan produktivitas tinggi.
"Kita sekarang tengah mensosialisasikan kepada petani agar menggunakan Biosaka," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar dalam keteranganya di Lebak, Kamis.
Baca juga: BMKG: Wilayah Banten dilanda hujan intensitas sedang dan lebat
Baca juga: BMKG: Wilayah Banten dilanda hujan intensitas sedang dan lebat
Penggunaan Biosaka dinilai lebih menguntungkan usaha tani dengan biaya produksi murah, namun menghasilkan keuntungan cukup besar.
Produktivitas panen padi bisa mencapai sampai 9,0 ton gabah kering pungut (GKP)/hektare.
Produktivitas 9,0 ton/hektare jika harga gabah Rp5.000/ kg maka diakumulasikan pendapatan petani Rp45 juta/hektare.
Pendapatan sebesar itu dipastikan keuntungan petani cukup besar dengan penggunaan Biosaka.
"Kami menargetkan semua petani bisa menggunakan Biosaka, terlebih pasokan pupuk di dunia dibatasi," kata Deni.
Ia mengatakan, Biosaka sangat mudah diproduksi petani setempat, karena bahan baku campuran pupuk yang dibuat dari ramuan secara tradisional dan mudah didapatinya.
Biosaka terbuat dari lima jenis rumput atau daun yang sehat dan diperas serta ditampung ke dalam ember yang disediakan air sekitar dua liter.
Kemudian air itu disaring tanpa campuran hingga menjadi ramuan homogen, harmoni dan koheren lalu dimasukkan ke dalam botol.
Biosaka yang sudah dimasukkan kedalam botol itu bisa disemprotkan ke tanaman padi.
Penyemprotan Biosaka bagusnya dilakukan saat ada embun, sehingga dapat menyuburkan tanaman juga tahan terhadap serangan hama.
Biosaka merupakan singkatan dari "bio" yang berarti tumbuhan dan "saka" singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam.
"Kami meyakini penggunaan Biosaka dapat memenuhi produksi pangan juga peningkatan usaha ekonomi petani," katanya.
Menurut dia, penggunaan Biosaka dapat menjaga pelestarian alam dan areal pertanahan sawah tidak mengalami kerusakan dibandingkan penggunaan pupuk kimia.
Selain itu juga Biosaka sangat mudah dan semua petani bisa membuat untuk diproduksi tanpa mengeluarkan biaya.
Sebetulnya, kata dia, penggunaan Biosaka sudah dilakukan oleh petani Badui dengan memproduksi dari tanaman rerumputan yang hijau tanpa terserang hama , namun petani Badui tidak bisa mempresentasikanya.
"Kami optimistis Biosaka bisa mengembalikan lahan pertanian subur dan bisa meningkatkan produktivitas tinggi, sehingga menguntungkan pendapatan ekonomi petani," kata alumni IPB itu.
Sementara itu, Misbah (55) seorang petani Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya mulai menggunakan Biosaka sebagai pupuk organik untuk tanam padi November 2022 itu, karena bisa meningkatkan produktivitas tinggi.
"Kami berharap penggunaan Biosaka dapat menguntungkan usaha tank, sehingga bisa lebih sejahtera," katanya.