Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan penyebaran demam berdarah dengue (DBD), karena hingga saat ini telah terjadi 550 kasus dan empat orang di antaranya meninggal dunia.
"Warga yang terdampak penyakit DBD itu tersebar di 26 kecamatan," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Senin.
Baca juga: BPBD Lebak sebut kerugian akibat bencana alam 2022 capai Rp7, 7 miliar
Baca juga: BPBD Lebak sebut kerugian akibat bencana alam 2022 capai Rp7, 7 miliar
Kasus penyebaran DBD di Kabupaten Lebak tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kemungkinan peningkatan kasus DBD terjadi siklus lima tahunan, sebab 2017 mencapai 700 kasus.
Dengan demikian, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan penyebaran DBD dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat ( PHBS).
Selain itu juga dioptimalkan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN), antara lain melalui gerakan menutup, menimbun, dan menguras ( 3M) barang-barang bekas agar tidak dijadikan tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus dengue tersebut.
Gerakan PSN dapat mematikan jentik-jentik nyamuk DBD, sehingga lebih efektif untuk memutus mata rantau Penularan DBD daripada penyemprotan fogging hanya mematikan nyamuk dewasa.
Selama ini, kata dia, populasi berkembangbiaknya nyamuk DBD cukup berpotensi menyusul tingginya curah hujan.
"Kami minta masyarakat secara gotong royong melakukan PSN dan 3M agar terbebas dari penularan DBD," katanya menjelaskan.
Firman menyebutkan, kebanyakan anggota masyarakat yang mengalami DBD itu tinggal di pemukiman padat penduduk dan terbukti dari 550 kasus tersebut di antaranya Kecamatan Rangkasbitung 260 kasus dan empat 260 meninggal.
Kecamatan Cibadak sebanyak 180 kasus, Kalanganyar 40 kasus dan Cipanas 29 kasus.
Penyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini tidak ditetapkan kejadian luar biasa (KLB), karena masih bisa ditangani dengan memaksimalkan pelayanan juga sosialisasi pencegahan dengan melibatkan petugas puskesmas.
Selain itu juga peran serta masyarakat kini sudah tumbuh kesadaran dan setiap pekan melakukan kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan.
"Kami berharap semua warga yang tinggal di lingkungan padat dapat melakukan gotong royong kebersihan untuk mencegah penyebaran DBD," katanya.